9th Floor

1K 154 22
                                    

SEPANJANG RAKA memandang, hanya warna-warna kelabu yang menghiasi perjalanan mereka. Diselimuti kabut, tampak lanskap tembok setinggi sepuluh meter menjulang membatasi area Disposal dengan Lingkar Luar. Warna kelamnya berasal dari bebatuan, menimbulkan rasa terasingkan dari belahan dunia manapun. Pohon-pohon ramping mengitari klinik sekaligus tempat tinggal Dr. Dee dan Dr. Kei. Jarak antar pohon semakin menyempit, mengingat ada perumahan kumuh para penduduk.. Ia tak yakin apabila tempat ini bisa dibilang hutan lagi.

Hamparan ladang dipenuhi ilalang terlihat tak lama ketika mereka keluar dari hutan. Meski tak tampak jalan setapak, rerumputan liar tampak merunduk karena dilewati terus menerus oleh kendaraan. Raka hanya mengamati pemandangan ini dari balik jendela mobil yang tertutup sementara Indhi yang memegang kemudi. Terlarut dalam pikiran masing-masing, mereka tidak banyak bicara dalam perjalanan menuju Haven.

Walikota dan orang-orang elitis Floor menutup mata area Disposal sebagai bagian dari kotanya. Terletak di antara pegunungan di barat laut kota, hanya ada gerbang selatan yang menghubungkan area buangan itu dengan kota. Sementara itu, gerbang timur Disposal Floor akan membawa penduduknya ke luar tanpa harus melewati jalur utama. Klinik yang Indhi tinggali berada di bagian tenggara Disposal Floor sementara Haven terletak cukup jauh di balik pegunungan.

Suatu tempat di area Disposal —di mana Orenda membuang tubuh-tubuh kaku— mereka tidak memperbolehkan siapapun untuk masuk kecuali petugas dan pihak berwajib. Meskipun tidak tahu apa yang ada di dalam, penduduk di area pembuangan itu sadar akan keberadaan tempat yang mereka sebut dengan dump hole. Bau busuk selalu menyeruak dan angin yang berembus alih-alih menghilangkan malah membawanya ke seluruh area pembuangan.

Meskipun begitu, selalu ada penduduk di area pembuangan yang memulung benda-benda bawaan yang tersisa di dumphole. Beberapa memberikan bagian barang maupun uang yang mereka temukan kepada penjaga sebagai tiket masuk; beberapa menyelinap bahkan rela untuk pergi ke Huva Atma dan mencari jalan tembus ke sana; beberapa tak sanggup mencium bau busuknya dan akhirnya menyerah. Kei, Dee, dan Indhi bukanlah ketiganya.

Sebagai mantan pekerja di Orenda, Kei dapat seenaknya menyebutkan nama petinggi yang masih menjadi kolega. Hal itu tentu saja membuat mereka takut. Siapa pula yang mau kehilangan pekerjaannya? Di sisi lain, Indhira dan juga Dee akan memberikan mereka satu-dua buah vitamin maupun obat-obatan untuk mengurangi iritasi dan gatal di kulit. Dengan begitu mereka dapat dengan mudah keluar masuk dumphole untuk mencari orang-orang yang selamat dan membawanya ke Haven.

Para penjaga tidak bertanya banyak hal mengenai tubuh yang mereka bawa dan selama ini, klinik itu selalu aman dari sergapan Orenda. Bisa jadi Orenda pura-pura menutup mata, karena sejauh ini klinik Dee, Kei, dan juga Indhira tidak memberikan kerugian atau keuntungan untuk kedua belah pihak.

Mengambil jalan memutar, tembok tinggi yang membatasi area Disposal dengan Lingkar Dalam Floor terlihat begitu dekat. Di sisi kanan dari tempatnya duduk, ilalang tumbuh tinggi menutupi deretan bebatuan besar yang berjajar rapi dengan ketentuan jarak yang presisi. Secara bentuk bebatuan itu tampak berbeda, tetapi sekilas mereka mempunyai jenis dan ukuran yang hampir serupa.

Kengerian menjalar ketika membayangkan bahwa bebatuan itu merupakan tempat peristirahatan orang-orang yang sudah tewas. Bertanya pada Indhira membuahkan jawaban yang membuatnya semakin berpikir bahwa ada yang tak beres dengan kota ini. Raka kira sebuah pemakaman harusnya diletakkan di daerah yang cukup bagus, setidaknya sebagai bentuk penghormatan terakhir. Bukannya di tempat kumuh seperti ini.

"Sesungguhnya ini di mana, Dhi?" Raka akhirnya bisa mengajukan pertanyaannya.

"Neraka untuk beberapa orang, surga untuk sisanya, dan untukku," perempuan itu mengemudi dengan satu tangan, sementara satu lengan lainnya digunakan untuk menompang dagu, "sebuah tempat untuk memulai kehidupan baru."

Down There Is What You Called Floor [END]Where stories live. Discover now