Bincang Ubin Vol. 2

860 49 58
                                    

MALAM INI kamu datang lagi menuju Armadillo, disambut oleh bouncer yang sempat terluka karena mencoba menolong Nova. Kamu bertanya padanya apa lukanya sudah sembuh dan dengan tenang dia menjawab semuanya itu bohongan. Tamu spesial selalu duduk di depan, katanya. Kau pun mengangguk pada Nigel yang mengedikkan dagu, menunjukkan tempat duduk yang telah dipesan khusus untukmu.

Seperti biasa, semua orang sudah duduk mengitari meja-meja; menenggak minum dan juga menghembuskan asap rokok, memakan kacang-kacangan ataupun kentang goreng. Malam yang hangat dan akrab, Liam tak lama menghampiri menanyakan minuman apa yang hendak kau pesan. Mau jus atau bahkan bir, kau bebas memesannya. Yang pasti, tak lama kemudian minumanmu datang dan kau pun menyesapnya.

Terlihat panggung di depan sedang ditata oleh seorang teknisi bersama dengan Raka serta Cyrus yang sedang melihat selembar kertas. Mereka tampak berbisik dan ketika teknisi panggung mengisyaratkan tanda 'ok' dengan jarinya, Cy mengangguk dan membiarkan Raka untuk mengambil mikropon.

Mikropon berdenging, pemuda itu menyipitkan sebelah matanya dan orang-orang otomatis mengarahkan pandangannya ke atas panggung.

Raka : Tes, tes. Halo! Maaf sudah lama menunggu! Kali ini saya sebagai tokoh utama akan menjadi pembawa acara! Ayo tempuk tangan semuanya!

*keprok keprok keprok*

Raka : Didampingi Cyrus sebagai tukang komentar, saya yang akan bertanya dan bintang tamu- bintang tamu inilah yang akan jawab.

Cyrus : Kalian mungkin heran kenapa aku dan Raka yang membawa acara soalnya kalau enggak nanti malah si author yang monolog sendiri di depan. Ya siapa sih yang mau dengerin orang monolog? Aku sih enggak ya, tapi kalau dengerin aku ngomong sendiri, aku enggak akan masalah.

Raka : Tapi suara lu kayak kodok bangkong.

Cyrus : Untungnya, untungnya enggak ada yang pernah dengar suara gua secara langsung selain kalian-kalian di sini. Kau enggak mikir apa, Hiraka, pembaca tuh bisa ilfil kalo denger suaraku secara langsung!

Raka : Bah! Enggak peduli, cuy! Seneng dong gua kalo elu dibenci, sebagai tokoh utama gua seharusnya dapet spotlight lebih.

Suara di balik tirai : You will, Raka, you will.

Suara di balik tirai : Lu mau ngomong sampai kapan dah? Kita udah ngebusuk di sini.

Raka : Ya, ya. Karena bintang tamu kita sudah ngomel-ngomel di belakang, kita sambut saja dengan tepuk tangan meriah tokoh tambahan yang menarik perhatian... dengan kepala kinclong, mata tajam, dan mulut tak terkontrol... LUKE!

Luke : *menyandarkan tubuh di barstool dan mengedikkan dagu* Sup.

Raka : Bintang tamu kedua... orang yang sangat mobile, sulit dicari, dan punya selera humor buruk yang bikin ponakannya nangis setengah mampus... RA – VI!

Audience : *bersorak sorai*

Ravi : Selamat malam.

Raka : Kemudian, satu-satunya heroine...eh, enggak deng heroine nya dua, tapi intinya kita sambut heroine favorit kita dengan rambut merah burgundi, berpenampilan artsy, dan tubuh bagaikan lidi... NOVA SAROJIN!

Nova : Hey! Itu namanya sexual harassment!

Raka : Dan bintang tamu terakhir, penulis kita yang suka seenaknya, muncul tenggelam bagaikan tikus tanah dan terkadang bikin harkos pembaca: Atikribo!

Atk : Hehe, halo.

Cyrus : Makasih banyak sudah mampir. Rasanya ini kayak reuni keluarga ya. Kau tahu, ayah-anak dan baby sitter-nya.

Down There Is What You Called Floor [END]Where stories live. Discover now