Antarkasma - 5

527 92 44
                                    

CAHAYA TEMARAM yang terpancar dari langit biasanya takkan cukup membantu untuk membaca. Hal itu tidak berlaku bagi Cyrus. Pria itu masih bisa membalikkan lembaran bukunya dan membaca untaian kata di sana; bersenandung sembari sesekali melihat gemerlap jiwa-jiwa manusia yang berada di Antarkasma. Satu persatu cahaya itu redup dan hilang, menyatu dengan kegelapan ruang, ada pula cahaya yang berpendar semakin terang. Sementara tangan kirinya memegang buku, tangan kanan Cy menggenggam segelas bourbon yang bisa menghangatkan tubuh.

Senandungnya terhenti ketika pintu berderit terbuka. Ia tahu Celene-lah yang membuka pintu itu. Tak ada lagi yang bisa mengakses ruangan itu selain Celene dan Masou. Masou sendiri masih belum kembali dari petualangan kecilnya. Langkah kaki yang terdengar berat karena sepatu bot dan embusan napasnya terdengar di telinga sensitif Cyrus.

Cy menyesap sedikit alkohol lalu menyambut perempuan itu tanpa mengalihkan pandangannya dari buku, "Jadi bagaimana dengan si Otak Kerbau itu? Masih belum mati, eh?" terdengar suara pintu yang tertutup, Cy melanjutkan, "Anak itu benar-benar bajingan yang beruntung; masih bisa selamat setelah mengalami setumpuk nasib sial."

Celene menghela napas, bersandar di pintu berwarna gelap yang hampir tak terlihat di ruangan yang sama gelapnya. Ia berkata, "Dia...kecewa dengan kenyataan bahwa aku mengenalnya jauh sebelum dia mengenalku sebagai Cecil. Meskipun aku tidak bisa bilang bahwa dia salah.... Mungkin tidak seharusnya dia menerima kenyataan itu."

"Hah, kenyataan tentang dirimu saja sudah membuatnya kecewa, bagaimana jika dia tahu kenyataan tentang dirinya sendiri?" Cy terdengar mencemooh dengan seringai tipis menghiasi wajahnya, "Apa yang terjadi, eh?"

"Dunia menuju kehancuran?" Celene mencoba menjawab, tentunya sebagai guyonan.

Cy mendengus, membuka lagi lembaran buku yang tengah ia baca, "Itu sih, bukannya sudah dari dulu?"

Celene mengangkat alis dan berjalan mendekati sofa yang Cyrus duduki. Meskipun sudah dua puluh tahun Cel mengenal Cyrus, perempuan itu selalu merasa takjub dengan kemampuannya untuk bisa membaca dengan keterbatasan cahaya. Ia berkata, "Omong-omong dia ingin bertemu denganmu."

"Denganku?" ucapan Celene menarik perhatian Cyrus. Meletakkan buku yang ia baca di sampingnya, ia menoleh, menatap Cel dengan kerutan yang dalam di dahi, "Kenapa?"

"Yah, setelah beberapa hari ia di Bumiapara, ia sadar bahwa dirinya tidak cukup kuat untuk bertahan hidup dan mungkin, sepertinya. Dia tidak bisa memercayaiku lagi," Celene mengulurkan tangan, meminta bourbon yang tengah Cy minum, "Dia mau bertemu dengan Nova dan kupikir karena kau yang membawanya dan gadis itu ke sini, dia ingin kau mengantarnya lagi pada gadis itu."

Rasa pahit minuman beralkohol itu membuat Celene mengerenyit. Cel memberikan gelas itu kembali pada Cyrus. Ia tidak pernah menyukai sisa rasa setelah meminumnya dan tak heran melihat Cy tidak bicara sebanyak biasanya.

"Lalu di mana si Otak Kerbau itu? Menunjukkan jalan dan membawanya ke tempat Nova Sarojin itu tidak gratis. Dia tahu kan? Bukan karena dia anak titipan dia bisa seenaknya. Coba kutebak, dia sedang mencari cara supaya aku bisa pergi bersamanya, benar?"

Celene menggeleng, "Seperti yang kubilang, dia ingin menjadi lebih kuat. Aku memberikannya sebuah tantangan untuk bertahan hidup selama tiga hari di Antarkasma. Sebagai tambahan, aku meminjamkannya belatiku."

Tawa Cyrus meledak. Tawanya untuk beberapa saat tak terdengar karena tenggorokannya mulai kering. Matanya yang hitam seluruhnya bagaikan relung tengkorak, meneteskan air mata seolah-olah hal pernyataan yang diberikan oleh Celene berhak mendapatkan penghargaan.

Tawa Cyrus masih belum berhenti namun ia berusaha menenangkan diri. Seringai masih menghiasi wajahnya saat berkata, "Kau ini benar-benar hebat, Celene. Tiga hari di Antarkasma jika tidak paham mekanismenya sama saja dengan masuk ke lubang neraka! Kau pikir dia bisa mengatasi makhluk-makhluk itu? Dia bukan seorang pembunuh."

Down There Is What You Called Floor [END]Where stories live. Discover now