Bab: II

14.1K 708 5
                                    

[02. Nightmare]

LEA melemparkan tubuhnya di kasur lalu menarik selimut hingga sebatas leher dan mulai memejamkan mata. Bersiap untuk berkelana di alam bawah sadar setelah aktivitas membosankan di hari Minggunya.

Beberapa menit berlalu kini helaan nafas teratur terdengar. Sementara itu di samping ranjang seseorang menatap Lea penuh arti.

Dia tersenyum miring menatap gadis yang sudah sangat terlelap itu dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Ayo bersenang senang," lirih Lea, ah maksudnya jiwa Lea.

Kelebihan yang ia sembunyikan, jiwa Lea bisa keluar dari raga nya saat tidur dan hanya kelebihannya ini yang membuatnya bebas. Kakak-kakaknya itu sangat lah protektif.

Lea menyukai kelebihannya ini, meskipun saat pertama kali tak sengaja keluar dari tubuh ia sedikit ngeri ketika melihat tubuhnya sendiri terbujur kaku. Ia mengira dirinya sudah mati.

Tetapi setelah beberapa kali keluar dari tubuh secara tak sengaja akhirnya Lea mulai terbiasa, hingga bisa mengendalikannya. Lea kini bisa dengan sengaja keluar dari raganya, tetapi syaratnya harus tertidur.

Meskipun begitu, ia juga bisa mengendalikan agar ia bisa tidur tanpa membuat jiwanya keluar dengan tidak sengaja.

Gadis itu terlihat beranjak lalu menembus pintu, memejamkan mata ketika Gilgey menembusnya lalu memasuki kamarnya. Pergerakan Gilgey terasa seperti sapuan angin padanya.

Lea kembali masuk kedalam lalu menatap malas kakak ke-6 nya itu yang tidur di sampingnya, dan menjadikan tubuhnya guling. Untung saja baju yang Lea kenakan itu kebesaran, jadi suhu dingin tubuhnya tak terlalu terasa.

Saat Lea keluar dari tubuh, tubuhnya benar-benar seperti mayat. Dingin dan nafasnya berhembus pelan.

—Mengerikan.

Tapi untungnya jantungnya berdetak normal, jadi tak ada dampak negatif yang buruk bila ia keluar dari raga.

Meskipun begitu, bila Lea berjalan-jalan dengan tak kasat mata, ia harus tetap berhati-hati mengingat Iaros bisa melihat arwah. Bisa gawat bila laki-laki itu memergokinya, ia tak memiliki alasan yang pas untuk itu.

Memikirkan tempat tujuannya malam ini, Lea bergerak menembus keluar rumah. Terbang dengan bebas dibawah langit malah penuh gemerlap bintang. Ini membuatnya merasa seperti kalah satu jenis hantu yang populer sih— kunti.

Ada salah satu hal yang Lea syukuri, yaitu tentang ia yang tidak bisa melihat atau dilihat arwah lain maupun hantu. Ia tidak ingin berurusan dengan mahluk ghaib yang selalu diceritakan Iaros itu!

Lea itu cukup penakut.

Tak butuh waktu lama, kaki polosnya mendarat di sebuah taman hiburan yang terletak di pinggiran kota. Disini ramai, orang-orang terlihat berlalu lalang menikmati segala wahana yang ada.

Lea menyapukan pandangannya, mencari hal-hal yang setidaknya bisa membuat dirinya tenang. Dapat, biang lala tinggi yang bersinar dengan lampu kelap-kelip itu adalah pilihan Lea.

Lea berjalan menembus orang-orang yang mengantri itu lalu ia memasuki salah satu sangkar lalu duduk di sebelah kiri.

Meskipun saat ini ia arwah, ia masih bisa memegang atau menggunakan barang yang nyata tetapi ia juga bisa menembusnya. Sesuai kendalinya saja.

"Lumayan, gak perlu ngantri dan bayar mahal," lirih Lea mengingat dulu ia tak bisa menaiki biang lala karena antriannya sangatlah panjang.

Lea mendengus ketika seseorang memasuki sangkarnya, ia satu sangkar dengan seorang cewek yang masih berseragam sekolah. Ia kira dirinya akan menaiki ini sendiri saja, tapi ternyata ada orang lain yang menemaninya.

Leana And 7 Crazy BoysWhere stories live. Discover now