Bab XXXIX

5.5K 517 18
                                    

[39. Psikopat.]

"Kak River, gue ini lagi makan tapi kenapa tontonannya..."

Lea menoleh, menatap kesal River yang duduk di sofa sambil menatap siaran berita dengan topik pembunuhan.

"Bodo amatlah," ucap Lea lalu memilih duduk di atas karpet, meletakan seporsi mie instan yang dibuatkan River lalu menyantapnya.

"Enak?" tanya River dengan mata tetap fokus pada televisi.

"Hm, bagi gue, semua yang bisa dikunyah dan masuk ke mulut itu enak."

Lea ikut menatap ke arah televisi, tapi tetap saja, makan dengan tontonan seperti ini sangatlah tidak cocok. Kemudian matanya bergerak ke samping, melirik River yang tampak fokus menonton, lalu sesekali memakan snack Lea yang tadi ia minta.


"Lo suka nonton yang kayak gini?"

"Hm? Sedikit," jawab River membuat Lea memicingkan matanya.

Lea menatap siaran berita itu lalu bergidik, "gue yang nonton aja takut," gumamnya pelan.

Lea kembali menatap River yang terlihat fokus menonton. "Lo gak ngeri, kak?"

"Ngalamin langsung lebih ngeri," jawab River membuat Lea terdiam, ia lupa bahwa River pernah menjadi saksi pembunuhan terhadap kakaknya.

"Lo bukan psikopat 'kan?" tanya Lea random.

River menoleh lalu menghela nafas. "Lea, definisi psikopat menurut lo emang kayak gimana sih?"

Lea menghendikan bahu tak acuh. "Suka membunuh, kayaknya."

"Emang gue pernah ngebunuh?"

"Ya mana gue tau kan gue baru kenal lo."

"Sebentar," ucap Lea lalu mengambil ponselnya.

"Menurut Wikipedia, Psikopat adalah gangguan kejiwaan yang dicirikan oleh tindakan yang bersifat egosentris dan antisosial," ucap Lea lalu tersenyum.

"Emang menurut lo gue ansos?" tanya River yang diangguki Lea dengan semangat.

"Terus psikopat itu lebih dikenal sebagai pembunuh," lanjut Lea membuat River menatapnya lekat.

River ikut membuka ponselnya, lalu mencari artikel yang sama. "Cuma 15-20 persen dari total psikopat. Selebihnya adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, memesona, mempunyai daya tarik luar biasa."

River menjentikkan jarinya, "nah berarti kalo gue psikopat, ciri-cirinya ya itu."

Lea menatap River sinis, kemudian mengucapkan ulang apa yang tadi diucapkan River, "berpenampilan sempurna?"

"Ya, lo liat aja," ucap River berdiri lalu merentangkan tangannya dengan wajah penuh percaya diri.

Lea menatap River dari atas sampai bawah. Memang sih, sempurna dan tak ada kecacatan apapun. Tapi bukankah cowok ini terlalu percaya diri?

"Pandai bertutur kata? Mempesona? Daya tarik luar biasa?"

"Itu semua ada di gue loh," ucap River dengan senyum miringnya lalu ia mengibaskan rambut pendeknya— sebelum akhirnya Lea melemparkan bantal dengan kencang hingga River hampir terjatuh.

Leana And 7 Crazy BoysOnde as histórias ganham vida. Descobre agora