Bab XXXVI

5.1K 487 14
                                    

[36. Hug.]

"Butuh pelukan?"

River mendongkak, menatap Lea yang kini merentangkan tangannya dengan mata yang berlinang air mata.

River terkekeh, "boleh?"

Lea menghela nafas lalu menarik River ke dalam pelukannya, menepuk-nepuk lembut punggung River sambil menangis dalam diam.

"Kok nangis sih?" tanya River dengan senyum tipisnya.

"It's okay," ucap Lea mengusap bahu River saat teringat dengan cerita River tadi.

"Lo.., gak benci gue?" tanya River tiba-tiba membuat Lea melepaskan pelukannya lalu menatapnya.

"Kenapa gue harus benci lo?"

"Karena, ortu lo meninggal karena Daddy gue," ucap River sambil menatap lekat Lea.

"Yang salah kan bokap lo, kenapa yang lo yang harus gue benci?" tanya Lea kesal membuat River lagi-lagi tersenyum.

"Lagian, ternyata mereka bukan ortu gue," ucap Lea lalu menyandarkan tubuhnya di kepala sofa.

"Sekarang giliran gue cerita ya?" tanya Lea yang diangguki River dengan semangat.

"Lo tau Vizzie, Hyli, Sovi, Iaros, Lavileon, sama Gilgey?" Pertanyaan itu tentu saja dijawab anggukan oleh River.

"Gue adik mereka," lanjut Lea tetapi tak mendapat reaksi apapun dari River.

"Ah lebih tepatnya adik angkat mereka— maybe."

Melihat keterdiaman Lea membuat River memilih beranjak. "Nanti aja ceritanya, bikin cake yuk."

"Kan gue udah janji mau bikinin kue buat lo," ucap River membuat Lea menatapnya sumringah.

"Eh, tapi gue gak bisa masak kak.. "

"Gue ajarin, ayok."

_____

Bertepatan dengan sebuah mobil sport yang berhenti di depan gerbang sebuah rumah, pintu mobil itu terbuka dengan seorang gadis yang keluar dari sana. Tersenyum tipis dengan tatapan tertuju pada si pengemudi.

"Thanks, ya kak."

Setelah kepergian River dengan mobilnya, Lea langsung berbalik, berjalan melewati gerbang dengan raut wajah datar.

"Ah, males banget ih," ucap Lea pelan.

Sebenarnya, Lea sedikit merasa takut jika nanti dimarahi, tentunya.

Saat itupun, Lea mengurungkan niatnya untuk masuk lewat pintu utama, ia lebih memilih masuk lewat pintu dapur yang biasanya dipakai pelayan untuk masuk.

Ceklekk

Gadis yang sedang memasak itu menoleh kaget, dengan Lea yang terdiam saat aksinya masuk diam-diam justru di pergoki.

"Lo dari mana aja? Tadi—"

"Berisik," ucap Lea kesal, lalu menutup pintu dapur kembali.

Lea meletakkan paperbag berisi kue buatannya dan River di atas meja, lalu melirik Liana sinis.

"Tangan lo kenapa?" tanya Lea saat melihat lengan kiri Liana yang di perban.

"Bukan apa-apa," ucap Liana membuat Lea memutar bola matanya malas.

"Mau kemana?" tanya Liana saat melihat Lea hendak pergi.

"Bukan urusan lo," ucap Lea lalu melangkah pergi menuju tangga.

Leana And 7 Crazy BoysWhere stories live. Discover now