Bab XLIV

5K 409 5
                                    

[44. About Liana.]

"Lo kalo mau main kesini ya main aja—"

"Tapi gak harus bawa dia juga kali," lanjut Giselle dengan berbisik, melirik sinis seorang gadis di belakang Lea. Gadis yang kini tengah memperhatikan setiap sudut apartemen Giselle dengan ekspresi menilai.

"Gak gue bawa kok, dia aja yang tiba-tiba ngikutin," kesal Lea sambil melirik Vienna yang terlihat mengerjapkan matanya.

Ternyata, Vienna lah yang terus mengikutinya. Dan katanya, tujuannya adalah mewawancarai terkait Lea yang katanya adik nya lima cowok populer di sekolah. Dan tentu saja Lea menolak, tapi gadis yang sedang mengembungkan pipinya ini malah mengikutinya hingga ke apart Giselle.

"Bodo ah," kesal Lea lalu mendudukkan dirinya di sofa single.

Vienna terdiam lalu ikut duduk di sofa dengan Giselle yang meliriknya. "Siapa yang nyuruh lo duduk di sofa?"

"Kok gitu."

"Bercanda," ucap Giselle, sambil memutar bola matanya malas.

Belakangan ini, Giselle menjadi sangat tidak menyukai Vienna. Itu karena Vienna menyebarkan rumor kalau pacar Giselle selingkuh— meskipun itu benar sih.

Tapi Giselle kesal karena ia juga kena dampaknya, orang-orang jadi membicarakannya, kebanyakan mengasihaninya. Siapa yang tidak malu akan hal itu? CK.

"Hm, lo gak ada niat buat bikinin minuman gitu? Gue kan tamu," ucap Vienna, dengan wajah sok polos membuat Lea dan Giselle mendelik.

"Ogah!"

"Kok gitu sih?"

"Yaa emang lo siapa sampe nyuruh-nyuruh gue?"

Lea tersenyum miring, lalu menopang dagu dengan sebelah tangan. Ia suka situasi ini. Tapi karena tenggorokannya kering, ia berjalan menuju dapur, lalu kembali dengan segelas air mineral yang lalu ia teguk sedikit.

"Tapi kan—"

"Fine, lo mau minum apa hah? Jangan yang ngerepotin."

"Enggak ngerepotin kok, gue mau air putih aja," ucap Vienna membuat Giselle meliriknya sinis.

"Itu ngerepotin bego!" kesal Giselle lalu berjalan menuju dapur dengan kesal.

Lea melirik Vienna yang mencebikkan bibirnya. "Lo lucu."

"Hah? Beneran?" tanya Vienna, membulatkan matanya.

"Iya, kayak monyet abang gue," Jawab Lea membuat Vienna mendelik.

"Kok gituu—"

"Kik gitii— apaan lo mukul-mukul gue nyet," kesal Lea sambil mendorong tangan Vienna agar menjauh.

Beberapa saat kemudian, Giselle datang dengan wajah kesal, meletakkan minum yang diminta Vienna di atas meja.

"Kok ini?!"

"Ya itu yang lo mau."

"Bukaan ini! Ini bukan air putih!"

Giselle menatap tajam Vienna. "Lo buta warna apa gimana?"

"Ini warna putih," kesal Giselle menunjuk segelas susu itu.

Lea memperhatikan perdebatan mereka berdua, lalu menggaruk pelipisnya tak mengerti. "Yaa, gak salah si tapi—"

Vienna merebut gelas di tangan Lea. "ini yang gue maksud!"

"Itu air mineral bego!!"

"Sama aja—"

"Udah sih, minum aja Vienna," kesal Lea, ia merasa risih, sangat.

Vienna menjauhkan segelas susu itu, "enggak, gue gak bisa minum ini."

Leana And 7 Crazy BoysWhere stories live. Discover now