Bab LII

5.4K 522 49
                                    

Yang bikin cepet update: Voment 👍🏻

___

[52. Bengkak.]

KONDISI yang buruk bagi Lea, terlihat gadis itu mondar-mandir di depan cermin kamar mandi bak setrika. Akhirnya ia menghentikan langkah, lalu menoleh, dan berdecak kesal.

Bibirnya.., bengkak. Tidak usah tanya mengapa, kalian tau jawabannya. Gak usah sok polos.

Waktu sudah menunjukan pukul delapan malam, dan River sudah pulang empat jam yang lalu, tapi Lea masih enggan keluar kamar. Takut di interogasi saat mereka lihat bibirnya.

"Aaaaa, bisa gila gue!" kesal Lea lalu mengambil ponsel, membuka aplikasi dengan huruf G itu. Cukup lama Lea berkelana di aplikasi itu, dan berakhir berdecak sebal karena sama sekali tak ada cara jalan keluar disana.

"Gimana yaa, gimana yaa," ucap Lea, mengigit kuku jempolnya, kebiasaan buruk saat panik.

Hingga akhirnya kuku cantik yang sudah panjang itu patah, dengan sang pemilik yang menatapnya tak percaya.

"ARGHH!!" teriak Lea frustasi, lalu ia malah terdiam panik saat mendengar suara langkah kaki.

"Lea?! Kamu gapapa? Buka pintunya!"

Seruan khawatir dari kakak tertua itu, membuat Lea menjadi semakin bingung lalu ia menoleh, tersenyum saat melihat tembok kamar mandi.

"Wah, cerdas banget otak gue," gumam Lea dengan senyumannya.

Dugh!

____

"Sakit..."

Ruang tamu saat ini ramai, rasanya seperti semuanya telah kembali. Pas sekali, tujuh orang manusia ada disini dengan kesibukan masing-masing.

Hyli yang fokus nonton anime di laptopnya, Gilgey dan Lavi yang berebut potongan terakhir pizza, Iaros yang membaca novel milik Sovi meski akhirnya tersenyum-senyum jijik.

Dan tentu saja, Sovi yang kini mengobati bibir Lea yang sedikit berdarah dengan Viz yang mengawasinya, sambil makan buah anggur.

"Lavi! Kejam lo!!" kesal Gilgey saat melihat mulut Lavi penuh karena potongan terakhir pizza itu masuk semua, padahal Gilgey lebih setuju saran Sovi untuk membelahnya jadi dua.

Kembaran sialan.

"Aah perih," kesal Lea membuat Viz menghela nafas.

"Lagian gimana bisa sih, segala kejedot tembok," ucap Viz merasa aneh, membuat Gilgey menoleh, menatap Lea.

"Buahahhaa bebek!! The real bebek!" Tawa Gilgey pecah, dan itu menular pada kembaran tak identiknya.

Tak apa.., Lea sudah biasa diledek oleh dua curut sialan itu.

"Bibir gue gak semaju itu kok," kesal Lea karena hanya bibir bawahnya yang bengkak dan terluka.

Lea menatap Sovi, yang sudah selesai mengobati luka kecilnya. "Ini bakal ilang kan kak?"

"Ilang kok, nanti pasti sembuh lagi bibir kamu," ucap Sovi dengan senyum tipisnya.

"Atau mau ke rumah sakit aja?" tanya Viz, lalu melepas kacamata nya.

"Gak usah—"

Leana And 7 Crazy BoysWhere stories live. Discover now