Bab LV

5.6K 565 20
                                    

Nyari ide tuh susah loh, jadi kasih apresiasi dengan vote and komen yoo.

_______

[55. Sleeping Beauty.]

TEMPAT luas itu, kini perlahan sepi dengan orang-orang yang mulai membubarkan diri. Langit terlihat cerah, terasa sejuk karena awan yang menutupi sang surya yang perlahan naik semakin tinggi jika dilihat.

Kini, netra yang selalu menampilkan tatapan sendu itu memperhatikan sebuah gundukan tanah yang masih baru.., dengan nisan cantik yang tertulis sebuah nama yang tak kalah cantik.

Soviach Denery..

Disana, Liana berjongkok, lalu menatap nisan dengan bunga-bunga cantik di sampingnya. Tangannya bergerak, meletakkan setangkai mawar putih di tangannya.

"Rest in peace.., kak Sovi."

Perlahan, indra penglihatannya itu kembali digenangi oleh air mata, yang lalu menerobos jatuh begitu saja melewati pipinya yang memerah.

Liana.., masih tidak bisa mempercayainya.

Orang yang terlihat lembut, manis, dan tenang ini pergi begitu cepat.

Ia tak menyangka. Orang yang sering ia lihat diam-diam, orang yang selalu memperlakukan Leana dengan baik yang akhirnya membuat Liana iri ini..

Sudah pergi meninggalkan dunia.

"Maaf.."

Satu kata akhirnya lolos ditengah isakannya, dengan tangis pilu yang berusaha ditahan meskipun gagal.

"Maaf..."

Suara derap langkah kaki terdengar mendekat, yang membuat Liana menunduk lalu mengusap air matanya dengan cepat.

"Mau balik gak lo?"

Suara lemah dari seorang cowok jangkung berkacamata, membuat Liana menoleh lalu tersenyum tipis, ia mengangguk lalu berdiri. Mengikuti langkah Lavi di atas jalan setapak itu.

"Kenapa tadi minta maaf?"

Suara Lavi memecah keheningan, membuat Liana yang menunduk, mengangkat kepala menatap punggungnya yang tegap.

"Cuma ngerasa bersalah," ucap Liana pelan membuat Lavi memutar bola mata lalu memundurkan langkah, hingga berjalan berdampingan dengan adiknya yang berbeda ibu itu.

"Kenapa harus ngerasa bersalah?" Tanya Lavi.

Liana tersenyum kecut, melirik laki-laki jangkung yang berbeda 30 cm darinya itu.

"Lo bakal bunuh gue kalo tau," ucap Liana lalu berlari kecil, menghampiri Hyli yang berdiri menunggu mereka di depan mobilnya.

Meninggalkan seorang Lavi, yang kini tengah membuat spekulasi mengenai Liana yang mungkin saja menjadi awal dari semuanya.

_____

"Kesalahan Leana sendiri sih, karena dia belum cukup umur dan belum punya SIM untuk membawa kendaraan."

Viz memberi sekaleng soda itu kepada laki-laki yang duduk di sofa, yang terus memperhatikan gadis yang masih asyik terbaring di brankar dengan alat bantu pernafasannya.

"Tapi jadi kesalahan saya juga karena sebagai kakak gak ingetin dan larang dia," ucap Viz, lalu tersenyum kecut.

River kini tetap diam, agar bisa mengontrol emosinya. Si Viz ini menceritakan, bahwa Lea kecelakaan mobil. Sudah itu saja, seperti tak mau repot-repot buang suara untuknya.

Leana And 7 Crazy BoysOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz