Bab LI

5.7K 491 17
                                    

Vote nya jangan lupa kakak.

Komen juga, biar Pri makin semangat update.

Sider jempolnya gak bisa scroll.

____

[51. Artikel.]

LANGKAH kaki itu terlihat terburu-buru, berjalan di koridor sekolah yang penuh dengan murid dengan seragam khas Calzara Highschool.

BRAKK!

Pintu dengan nama ruangan Newsroom itu terbuka lebar, setelah seorang laki-laki dengan almameter khusus anggota pengurus OSIS itu membukanya dengan kasar.

"Gilgey!!"

Semua orang yang ada di ruangan itu menoleh, menatap sang pelaku penyebab kebisingan.

Gilgey yang melihat kedatangan Hyli, menghela nafas, sudah menduga apa yang akan terjadi.

Sepertinya Hyli akan mengungkit masalah semalam lagi, setelah mencaci makinya malam tadi, sepertinya kakak nya ini masih belum puas.

"Gak ada, gak ada satu pun dari anggota disini yang bikin artikel itu, udah gue interogasi satu-satu," ucap Gilgey sambil fokus pada laptopnya, dengan raut wajah lelah.

"Terus lo pikir siapa hah?! Leana jadi drop karena ekstrakurikuler gak guna ini!!" bentak Hyli membuat yang lain menatapnya tak percaya. Mantan ketua OSIS mereka yang biasa terlihat tenang dan berwibawa, kini tampak menunjukkan amarahnya yang tak mereka duga.

"Woy! Akun sekolah waktu itu lagi dihack, jadi itu sama sekali bukan kesalahan ekskul kita," sentak Driena.

"Terus lo pikir siapa yang udah bikin artikel itu?" tanya Hyli kesal, bersedekap dada lalu melirik ke arah lain.

Gilgey menghendikan bahu, "ini kita lagi cari tau, tapi lo tiba-tiba dateng terus marah-marah, pengacau."

"Sama aja kayak adeknya," cibir Gilgey pelan.

"Noh liat ini, muka ganteng gue jadi ternodai karena si Singa sialan," ucap Gilgey, menunjuk memar membiru di tulang pipinya.

Sebelum Hyli, hari ini Lavi lebih dulu datang, dan marah-marahnya kapten basket itu lebih parah hingga sempat memberinya bogem mentah.

Hyli menarik sebuah kursi untuk duduk, membuat Gilgey meliriknya aneh.

"Lo ngapain disini?"

"Ngawasin," jawab Hyli dengan tatapan menusuk, membuat Gilgey langsung menghindarinya dengan kembali fokus ke laptop.

"Dasar helikopter butut," gumam Gilgey, kesal.

"I can hear you, dude."

Hyli memutar bola mata saat Gilgey mendelik ke arahnya, lalu menghela nafas dan menatap beberapa sticky note yang tertempel di dinding.

Suasana ruangan ini kembali tenang, sebelum akhirnya pintu kembali dibuka dengan kasar.

Tidak, bukan seperti dugaan Gilgey yang mengira itu adalah Iaros atau Sovi yang akan mencaci makinya juga.

Tapi sama-sama buruk, atau mungkin lebih.

"Hello semuanya! Good morning," sapa Vienna semangat, sambil menggendong ransel boneka kelincinya di tengah langkahnya memasuki ruangan.

"Wih pada sib—" Vienna menatap Hyli lalu tersenyum.

"Kak Hyli ih, awas dong, ini tempat duduk gue tau," kesalnya sambil cemberut.

Leana And 7 Crazy BoysWhere stories live. Discover now