Bab: V

10K 613 2
                                    

[05. Anti-sosial]

"Halo! Gue Selshee."

"Hai gue Giselle."

"Hellow gue Grizzenna."

"Halo gue Anuexa."

"Halo semuanya, gue Leana. Panggil aja Lea," sapa Lea dengan senyum singkatnya.

Sungguh, energinya terkuras habis karena sejak pertama melangkah memasuki kelas, seluruh mata langsung tertuju padanya. Lalu sedetik setelah duduk di bangku, orang-orang mulai menghampirinya dan membiarkannya tersiksa dengan debaran jantung yang menggila karena takut salah kata.

Ia belum pernah berinteraksi dengan orang sebanyak ini, ia kewalahan.

"Lea, boleh minta nomor?"

TAKK TAKKK

"Perhatikan penjelasan saya yaa, jangan ganggu Leana!"

Leana tersenyum lega ketika teguran guru yang tak ia ketahui namanya menyelamatkannya dari orang-orang banyak bicara ini. Akhirnya mereka berangsur-angsur pergi ke tempat duduk masing-masing, meski tak merasa terima lantaran belum puas berinteraksi dengan si anak baru.

Kini Lea diam dan membuka buku Dengan sampul pink yang disiapkan Sovi, menghela nafas sebelum akhirnya tersenyum kembali. Hari pertama sekolah nya ternyata tidak buruk. Ternyata masa sekolahnya tidak seperti novel-novel milik Sovi.

Dan meskipun ada banyak murid yang excited terhadap kedatangannya, Lea sama sekali tidak tertarik untuk berteman. Yaa menjalin hubungan baik mungkin tidak buruk.

"Arsa."

Melihat tangan yang disodorkan membuat Lea menoleh, lalu terdiam kaku melihat wajah tampan yang menampilkan raut dingin itu. Ah sial, saking gugupnya Lea sampai tak menyadari bahwa dirinya memiliki teman sebangku.

"H-hai Arsa, Gue Leana. Salken ya."

Setelah itu Arsa membuang muka, lalu kembali menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan. Membuat Lea mendelik lalu kembali memusatkan perhatian pada guru yang berdiri di podium kecil di depan kelas.

Selama lima jam pertama dimulainya pelajaran, sekaligus lima jam pertama Lea belajar di sekolah, gadis itu terlihat sangat fokus. Hal itu karena, menurut pemikiran Lea, siswi biasa itu tidak melanggar aturan dan mengikuti tata tertib sekolah dengan baik.

Tringgg tringgg

"Okay, kita akhiri pelajaran hari ini. sampai jumpa minggu depan."

"Thank you miss."

"Leana ke kantin yuk."

"Leana ikut ke kantin gak?"

Lea tersenyum kaku lalu menggeleng sebagai jawaban, "kalian duluan aja."

Lea merapikan buku dan alat tulis nya lalu ia menolehkah kepalanya menatap teman sebangkunya, Arsa.

Terlihat laki-laki itu tertidur pulas dengan tangan terlipat di atas meja dengan kepala menyamping, ke arahnya. Menurut cerita singkat beberapa temannya tadi di tengah berlangsungnya pelajaran, Arsa ini pendiam, dingin, dan merupakan orang yang masuk ke jajaran siswa tertampan.

Menghela nafas pelan lalu Lea beranjak dan berjalan menuju kantin sesuai instingnya.

Tapi ternyata, memang benar komentar Gilgey mengenai insting Lea yang buruk karena kini sudah beberapa menit berlalu, tapi Lea masih belum juga menemukan letak kantin. Lebih buruk lagi keberanian untuk bertanya pada orang-orang di sekitarnya sama sekali tak ada.

Leana And 7 Crazy BoysWhere stories live. Discover now