Bab XIII

7.1K 537 3
                                    

[13. Bye normal life]

Sangat bersungguh-sungguh untuk memberikan pelajaran, kini Lea dan kedua buntut barunya berada di sebuah ruangan luas dengan beberapa siswi yang menatap mereka sinis.

Ruangan ini cukup berantakan. Ada meja rapat dengan kertas-kertas yang berserakan, beberapa meja dan kursi lengkap dengan laptop. Tempat pemotretan di ujung ruangan, white board dengan coretan seperti perencanaan, juga beberapa poster majalah yang di tempel di dinding.

"Jadi lo yang jalan sama kak Viz?" tanya Shereen membuat Lea mengangguk pelan.

Lea memiliki ingatan yang cukup tajam, ia masih mengingat bahwa siswi di depannya ini adalah kakel yang menubruknya waktu ia mau kerja kelompok. Baguslah, semakin buruk seseorang di matanya, maka semakin leluasa juga Lea meluapkan kekesalannya.

"Gue gak mau basa-basi, hapus semua artikel atau apapun itu yang berhubungan tentang gue," ucap Lea membuat Giselle menatapnya sebelum akhirnya membuang muka.

'Ni bocah nyalinya gede njir.'

"Tentang lo?" beo seorang siswi dengan kamera yang dikalungkan di lehernya, terlihat sekali menatap Lea dengan meremehkan. Di lihat dari pin yang tersemat di dada kanan mereka, mereka itu adalah seniornya Leana.

"Gak ada gunanya kita bikin news tentang cewek cupu kayak lo," lanjut Aydin dengan tatapan sinis.

Mendengar itu tentu membuat emosi Lea bergemuruh, lalu tangannya keluar dari belakang punggung, meletakan semua kertas tentang dirinya sendiri yang ia cabut dari mading. Puas karena melihat mereka terdiam tak percaya, kini Lea diam dan bersedekap dada.

"Lo berani banget rusak-"

"Hapus semuanya, yang di artikel, akun lambe sekolah, dan yang lainnya," ucap Lea membuat Shereen beranjak dari kursi kebanggaannya.

"Kenapa? Siapa lo sampe gue harus turutin lo!" sentak Shereen sambil mendorong bahu Lea dengan telunjuk nya.

"Gue bisa lapor ke konseling kalo anak jurnalis bikin berita bohong, pencemaran nama baik, dan lo bikin-"

"BERANI LO SAMA GUE?"

"Lagian pencemaran nama baik apaan bodoh, yang ada lo seneng 'kan karena di gosipin pacar kak Viz?"

"Dan meskipun gue yang bikin berita tentang lo dating sama Kak Viz, lo harus sadar diri." Shereen sama sekali tak memberi kesempatan pada Lea untuk berbicara.

"Cewek kayak lo gak pantes bersanding sama kak Viz," ucap Shereen membuat Lea maju selangkah hingga membuat mereka memiliki jarak yang dekat.

"Terus kalo gitu lo kenapa bikin rumor gue pacar si Viz itu hah?" balas Lea menatap netra biru itu tajam, meskipun begitu.., sebenarnya kini jantungnya berdebar kencang, takut menyesali kembali tindakannya saat ini.

"Percuma cantik, tapi bego-"

PLAKKK

"Bodoh!! Lo pikir gue takut sama bocah kayak lo, sialan!" bentak Shereen menatap Lea yang menunduk memegang pipinya.

"Gue ini kakak kelas lo! Junior jangan belagu!"

Sementara itu, gadis yang ditamparnya kini menunduk dalam dengan tangan memegang pipinya, mengerjapkan matanya yang perih lalu meringis. Tidak, ia tidak mudah menangis hanya karena di tampar. Tapi jari si bule ini mengenai matanya.

Kini Lea merasa seluruh panas tubuhnya naik ke kepala, membuat tangannya terkepal dengan tindakan yang membuat semua orang tercengang.

"LO PIKIR JUNIOR GAK BISA NGELAWAN?! BRENGSEK!"

Leana And 7 Crazy BoysOù les histoires vivent. Découvrez maintenant