Bab XLIX

5K 447 5
                                    

Yakali cuma baca tapi gak Vote.

Komen juga dongs :)

____

[49. The Victim.]

DALAM seminggu ini, yang gadis itu lakukan hanyalah tidur lalu melamun. Terkadang ketakutan itu kembali menyerangnya, membuatnya menangis atau bahkan berteriak histeris.

Hari ini rumah terasa sepi, sunyi, dan menenangkan. Lea menatap kosong ke depan dengan wajah pucatnya, menghela nafas sebelum akhirnya kembali menunduk.

"Ugh."

Selimutnya ia tarik semakin tinggi, tubuhnya ia sandarkan di headboard, lalu memejamkan mata.

Ceklek

Suara pintu yang terbuka itu membuat Lea tersentak kaget, lalu menoleh. Menatap seorang laki-laki jangkung yang menghampirinya sambil memeluk tiga novel di tangannya, tangan lain memegang nampan berisi sepiring makanan dan segelas air juga susu coklat.

Siapa lagi kalau bukan Sovi, si laki-laki yang membuat Lea malah ingin memacari kakaknya sendiri. Bercanda.

"Mau minum," jawab Lea pelan.

Sovi tersenyum tipis, lalu meletakkan nampan di atas nakas. Memberikan segelas air mineral pada Lea. Lalu ia beralih memperhatikan Lea yang meneguk air itu, memperhatikan wajahnya yang pucat, bibirnya yang kering, dan sorot matanya yang redup.

"Makan dulu ya?"

Lea menggeleng, ia sama sekali tak memiliki nafsu makan.

"Dikit aja ya?"

"Gamau.."

Sovi mengangguk, menurut, lalu ia menarik kursi meja belajar Lea. Duduk di sana, sambil memperhatikan Lea yang kembali melamun.

Di tengah keheningan, Lea memberanikan diri memulai pertanyaan.

"Kakak gak sekolah?"

"Enggak, izin."

Lea tak bertanya lagi, ia tau alasan Sovi izin tidak sekolah, mungkin..

"Lea," panggil Sovi membuat Lea menoleh, menatapnya penuh pertanyaan.

"Masih inget Elean gak?"

Seleannera Athemadya, si cantik berdarah Indonesia-Jerman yang 2 tahun lalu meninggal dunia.., karena menjadi korban kasus pemerkosaan oleh banyak preman dengan bergilir.

Gadis yang sangat baik hati hingga membuat seorang Sovi memberikan seluruh hatinya, bahkan walaupun dia sudah 2 tahun meninggalkannya, Sovi tetap tulus mencintainya.

Dan hari ini adalah hari peringatan kematiannya, Lea baru mengingatnya.

"Are you okay?"

Sovi menggeleng sambil tersenyum, lalu ia menatap Lea lembut.

"Makannya, kamu mau 'kan bikin perasaan kakak lebih baik?"

"Makan dulu ya?"

Lea tidak makan dengan benar sejak hari itu, kini tubuhnya pun jadi semakin kurus dan lemah. Kadang setiap malam pun, Lea sering mengeluh perutnya sakit dan berujung memanggil dokter lagi karena magh nya kambuh.

Melihat adiknya itu mengangguk, membuat Sovi tersenyum lalu mengambil piring berisi makanan kesukaan Lea.

Setelah mengunyah suapan pertamanya, Lea menatap Sovi.

"Nanti Lea ikut kunjungin kak Elean ya?"

Sovi hanya tersenyum menanggapinya, ia kembali menyuapkan sesendok makanan ke mulut Lea.

Leana And 7 Crazy BoysWhere stories live. Discover now