Bab XXXV

5.8K 513 50
                                    

[35. Other fact.]

HUJAN semakin deras mengguyur, menabrak daratan dan membuat genangan. Kabut pun mulai memekat, membuat tangannya semakin erat menggosok lengan karena kedinginan.., semakin kedinginan lagi akan tatapan tajam dari laki-laki di depannya.

"Gue? Ya River lah," ucap River dengan nada bercanda, tetapi tak dihiraukan oleh Lea.

"Kita ke mobil gue dulu, disini dingin. Nanti gue jelasin semuanya," ucap River menghampiri Lea yang terus menatap arah geraknya.

"Beneran?"

"Iyaa, gue bakal jelasin semuanya." River terlihat melangkah keluar, diikuti oleh Lea yang mengikuti meski ragu-ragu.

River membiarkan tangannya di tetesi air hujan, ia menggunakan air hujan untuk membasuh tangannya yang berlumur darah yang lalu memperlihatkan luka di sana.

"Kak!" Lea langsung menarik tangan River.

"Kok gak bilang kalo ini darah luka? Kan gue jadi overthinking duluan," ucap Lea menatap ngeri luka sayat yang tadi dibasuh air hujan oleh River.

Lea melepas jaket River di bahunya, lalu membalut tangan River dengan lengan jaket.

"Sementara gini dulu, tapi kita harus cepet-cepet obatin lukanya."

"Mobil lo diparkir di mana?"

River tersenyum tipis lalu mengenggam tangan Lea dengan tangan kirinya yang tak terluka, ia kemudian berlari kecil dengan Lea di bawah derasnya hujan. Setelah keluar dari gang, River dan Lea langsung melangkah menuju mobil sport yang terparkir di pinggir jalan.

"Gue aja yang nyetir," ucap Lea sedikit berteriak karena suara yang teredam karena air hujan, lalu ia segera masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi.

River duduk di kursi samping kemudi, lalu menutup pintu mobil.

"Lo bisa nyetir?" tanya River ragu tapi diangguki dengan mantap oleh Lea.

"Mau kemana, rumah sakit?" tanya Lea.

"Gausah, Ke apartemen gue aja. Lo bisa obatin gue disana kan?"

Lea terdiam sebentar lalu mengangguk, "bisa."

Lea mulai menjalankan mobil River, mengemudi dengan fokus menuju alamat apartemen yang disebutkan River.

"Sambil cerita kak, jelasin," ucap Lea membuat River menatapnya.

"Cantik ih."

Lea memutar bola matanya malas, "jangan alihin topik."

"Siapa juga yang alihin topik, mau mulai dari mana?"

Lea terdiam, menimbang-nimbang apa yang penting sehingga harus ia tanyakan lebih dulu. Akhirnya ia mendapatkan apa yang mengganggu pikirannya belakangan ini, "kenapa lo jauhin gue?"

River menyandarkan tubuhnya dengan kepala menoleh memperhatikan Lea dengan lekat, bahkan dari sisi manapun gadis ini tetap saja terlihat cantik di matanya.

"Hm? Gue enggak ngejauhin lo kok."

Lea mendelik saat mendengarnya, "waktu lo pergi gitu aja pas di rumah sakit, terus di sekolah lo juga gak ada."

River mengangkat sebelah alis lalu tersenyum. "Kan lo tau, gue jarang masuk sekolah."

River masih betah menatap lekat Lea yang fokus mengemudi, hingga ia membuang muka saat tak sengaja menatap bahu Lea yang tercetak karena seragam putih yang basah.

"Astaga," gumam River lalu membuang muka, sebisa mungkin tak menatap ke arah Lea lagi.

Suasana kembali hening, dengan Lea yang memikirkan pertanyaan dan River yang memikirkan gadis di sampingnya.

Leana And 7 Crazy BoysWhere stories live. Discover now