Dear All

14K 1.2K 339
                                    

Haiiiii,

Aku gelar cerita baru, dimulai dengan Prelude pada 1 Januari 2019, bertepatan dengan tanggal lahir Rhea Rafanda, sang protagonis.

Clair

Sometimes When We Touch

Clair sebetulnya mendapatkan vote kedua terbanyak setelah Brotherhood of Broken Boys. Aku tulis duluan karena Clair berdiri sendiri, sementara B3 berkaitan erat dengan X2X. Untuk menulis B3, paling tidak, aku harus sudah punya outline X2X .

Lagipula, aku perlu refreshing dengan genre baru.

Clair adalah teen fiction dengan nuansa supernatural, jadi dimasukkan ke paranormal.

Apa bedanya, ya?

Supernatural atau adikodrati, berasal dari kata supernātūrālis yang bermakna di atas alam, beyond natural. Pertama kali digunakan pada 1520-30 AD. Artinya, suatu objek atau peristiwa yang berada di luar alam. Dalam budaya populer dan fiksi, sesuatu yang supernatural dikaitkan dengan hal-hal yang gaib.

Sementara paranormal adalah orang yang menggunakan indra keenam untuk melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat oleh orang kebanyakan.

Rhea Rafanda memang mempunyai kemampuan supernatural, tapi ia tidak mau disebut paranormal atau cenayang atau medium.

Kamu akan tahu alasannya kalau sudah mengikuti kisah Rhea.

Kemampuan Rhea diistilahkan dengan clairtangentyaitu kepekaan indra peraba, umumnya di tangan. Kata lain untuk clairtangent adalah psikometri, kemampuan membaca memori seseorang/benda mati melalui sentuhan.

Sebagian sumber menyatakan, clairtangency  merupakan cabang clairvoyance, yaitu kepekaan untuk mempersepsi peristiwa masa lalu (terkadang masa depan juga) dengan menggunakan mata batin.

Apakah beneran ada?

Buat yang percaya, ya ada.

Kok baru dengar?

Karena aku pakai istilah spesifik.

Sering, orang yang punya kepekaan atau mata batin secara umum disebut indigo. Nah, istilah ini pasti kamu kenal. Tapi indigo yang merupakan definisi luas/umum malah sering disempitkan sebagai kemampuan melihat roh atau hantu saja.

Justru bukan itu kemampuan Rhea. Ia akan menunjukkan bedanya nanti.

Pada kenyataannya, Extra Sensory Perception, Indigo, Clairvoyance, Clairtangency, Mind-reading/telepathy, Medium, paranormal, indra keenam, dst.  memang masih akan terus membentuk dua kubu pendapat.

Ada yang percaya dengan basis agama sebagai sesuatu yang berkaitan dengan alam gaib. Karena memang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah, dan belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan fenomena ini.

Di lain pihak, ada yang sama sekali tidak percaya karena tidak ada bukti ilmiah akan keberadaan dunia supernatural.

Dalam cerita Clair, aku mengambil pendekatan yang benar-benar berbeda. Karena Clair murni fiksi, buah imajinasi, maka aku menggunakan basis science-fiction, atau fiksi ilmiah. 

Fenomena supernatural/paranormalnya Rhea tidak berkaitan dengan alam gaib. Tetapi merupakan kemampuan "berbeda", atau  "kelebihan" dari otak Rhea sendiri.

CLAIR [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now