Chapter 17 (b)

1.9K 576 64
                                    

Ia begitu dekat, mengikutiku, mengawasiku, melindungiku. Beberapa jam lalu, ia ada di gedung yang sama denganku. Menerima pesan-pesanku.

Aidan, I miss you badly.

Kamu perlu bantuanku? Temui aku sekarang. Kamu tahu aku ada di mana.

Aku urus Stella Miller. She can't take you away. Tempatmu di sini.

Bagaimana reaksinya?

Napasku tersengal. Aku berhenti. Dengan tiba-tiba, menoleh ke belakang. Mencari-cari sosoknya di antara pejalan kaki. Tidak ada. Aku mendesah. Menepuk-nepuk dada, menguatkan diri. Setidaknya, dia aman. Stella tidak berhasil menangkapnya siang tadi.

Saat Tante Fang datang, perasaanku sudah lebih baik. Tidak ada persiapan khusus untuk menghadapi Stella. Clair dan Iptu Fang sudah lama bekerja sama, saling memahami, dan kompak dalam mengorek info dari si licik, si pembohong, atau bahkan kriminal. Target jelas: mengetahui apa yang disembunyikan Stella. Dengan cara wajar.

Jadi, saat bertemu Stella di restoran hotel pada pukul 20.15, Tante Fang memulai dengan minta maaf, sedikit terlambat karena harus menjemputku dulu. Ia berharap Stella tidak keberatan aku ikut.

"Sama sekali tidak. Hello, Rhea. Nice to see you again." Stella tampak anggun dengan maxi dress dan high heel. Untuk orang yang nyaris melakukan tabrak lari, ia begitu santai. Kuku jemarinya bercat artistik dengan warna pink berbintang biru sekarang.

Aku menangkap peluang itu untuk menyambar tangannya. Lengkap dengan pekik ala ABG, aku bilang suka banget desain cat kukunya. "Ajari aku, ya. Pakai kuteks merk apa? Bikin bintangnya gimana? Pakai cetakan?" Norak mungkin, tapi berhasil kusadap kenangannya dalam tiga detik itu. Ya, Stella yang mengemudi sedan hitam mundur untuk menabrakku. Dengan mempertahankan ekspresi polos, aku mengangguk pada Tante Fang.

"Silakan duduk," kata Stella, melepaskan tanganku dengan halus. "Sambil menunggu hidangan, mari kita bicara jujur. Fara, aku tahu alasanmu sebenarnya membawa Rhea ke sini."

Aku tidak bisa menyembunyikan kekagetan. Buru-buru memandang Tante Fang.

Tapi Tante Fang bergeming, menatap Stella dengan senyum menghias bibir. Kekuatan mental yang mengagumkan. Aku bangga dengannya. "Menurutmu, apa alasanku?" tanyanya pada Stella.

"Kejadian siang tadi, di depan sekolah Rhea. Oh, hampir copot jantungku melihat perempuan itu memundurkan mobil seperti hendak menabrak Rhea."

Aku tercengang. "Perempuan itu? Perempuan yang mana?" Mungkinkah Clair keliru menangkap memori? Stella di belakang kemudi sedan hitam itu. Ekspresinya keras saat memundurkan mobil. Tiba-tiba kurasakan tangan Tante Fang meremas lenganku di bawah meja. Aku menoleh kepadanya dan mendapatkan anggukan yang menenangkan. Clair tidak salah. Ikuti saja dulu sandiwara Stella.

Stella menjawab pertanyaanku. "Perempuan itu tentu saja the Lark, si pembunuh bayaran! Oh, aku lupa, Fara tidak memberitahu kamu kasusku. Maaf. Let me tell you now. The Lark adalah hitman yang punya tujuan tunggal melenyapkan Sky Lee. Belum ada bukti, tapi aku yakin ia disewa keluarga Big David. Big David sudah dihukum mati dua tahun lalu. Tapi dendam keluarganya abadi. Selama dua tahun ini, mereka berusaha membalaskan dendam pada Sky Lee. Beberapa kali gagal, karena salah sasaran. SPF memberlakukan sistem proteksi ketat. Hanya ada satu agen yang tahu wajah dan identitas asli Sky Lee. Aku. Tapi beberapa bulan ke belakang, the Lark akhirnya berhasil menemukan Sky Lee dan memburunya. Sky Lee tidak percaya lagi pada kepolisian. Memilih lari ke sini. Tantemu tahu, aku kewalahan menemukannya."

Kata-kata Stella terhenti saat pelayan datang menyajikan hidangan.

"Nah, siang tadi, aku dapat informasi, Sky Lee terlihat di sekitar sekolahmu," lanjut Stella kemudian. "Aku terlambat menyadari the Lark ada di sana juga. Kamu boleh marah padaku, Fara. Aku tidak cepat tanggap untuk menyelamatkan Rhea. Sama sekali tidak kuduga Rhea mendekati mobil itu. Apa yang kamu pikirkan, Rhea? Untungnya, Sky Lee muncul menyelamatkan keponakanmu, Fara. Oh, thank God! Anak itu jadi pahlawan lagi. Membahayakan diri sendiri. Waktu Susan Cho terbunuh juga begitu. Pembunuhnya bakal kabur, kasusnya terkubur, andai Sky Lee tidak muncul dan mengaku menyaksikan semua kejadian. Sekarang, Sky Lee keluar dari persembunyian hanya untuk menyelamatkanmu, Rhea. Amazing! Stupid at the same time. Syukurlah, ia lolos dari the Lark. Tapi aku juga kehilangan dia lagi."

CLAIR [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now