Interlude: Potongan Tali Sepatu

3.2K 649 166
                                    

Kelas 10, Semester II

Tradisi Potong Tali Sepatu hanya ada di Klub Basket DIHS, dan eksklusif di kalangan pebasket putra saja. Tapi TPTS dihebohkan fangirls melebihi topik hantu kepala kerbau di belakang benteng sekolah atau perceraian Miss Deana yang terjadi hanya sebulan setelah pernikahannya. Aku sempat bertanya-tanya, apa istimewanya tali sepatu? Kenapa pula harus dipotong dan ditradisikan seperti gunting pita ala pejabat?

Tidak ada yang menjelaskan dengan gamblang kepadaku. Reputasiku sebagai siswi aneh bersarung tangan yang membawa sial sudah menyebar. Jauh-jauh dari Rhea Rafanda kalau tidak mau ketiban masalah. Jadi, tentang tradisi itu, hanya potongan informasi yang kutangkap, karena percakapan langsung terhenti saat aku mendekat.

Sepertinya, TPTS sama tuanya dengan Klub Basket DIHS sendiri. Dilakukan untuk merayakan banyak hal: kemenangan tim, pelantikan anggota atau pengurus klub, seleksi pemain inti, pergantian pelatih, bahkan berdirinya ruang ganti mewah yang dilengkapi shower air panas di dekat lapangan. Ironisnya, TPTS identik dengan kehilangan perlakuan istimewa bagi anggota yang mengalami. Karena itu, jadi kebanggaan tersendiri kalau tali sepatu tetap utuh di sepanjang tahun.

Hanya itu yang kutahu. Tidak ada pengaruhnya pada hidupku, aku pun tidak peduli. Lagipula, siapa pula yang bakal memerhatikan tali sepatu para cowok itu? Apa susahnya bagi mereka membeli tali baru kalau malu terkena TPTS! Sungguh, aku gagal paham.

 Lagipula, siapa pula yang bakal memerhatikan tali sepatu para cowok itu? Apa susahnya bagi mereka membeli tali baru kalau malu terkena TPTS! Sungguh, aku gagal paham

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai suatu hari ....

Aku melihatnya dari jendela ruang kontrol AC dan listrik di lantai dua.

Aidan berjongkok di tengah lapangan basket. Sebelas anggota Tim Basket Darmawangsa berdiri di depannya. Cowok-cowok lainnya yang tergabung dalam klub berjaga di sekeliling lapangan, menghalau fangirls yang membandel sampai berlarian dengan pekik jerit. Silly!

Lalu Armand, anggota tim yang sekarang menjabat sebagai ketua klub, memberikan gunting kepada Aidan. Aku terbelalak. Kugeser kaca jendela lebih lebar agar dapat melihat jelas. Aidan menerima gunting, memotong tali sepatunya tanpa ragu, disambut tepuk tangan dan suitan. Armand berbicara dengan Aidan sebentar, lalu semuanya bubar untuk berganti baju. Latihan sudah selesai. Aidan ditinggalkan untuk mengumpulkan bola basket yang berserakan.

Apa yang terjadi? Kenapa kapten tim melakukan itu? Kenapa sampai kena TPTS? Dan kenapa Keiran, sahabatnya, diam saja, malah ikut pergi?

Rasanya ingin melompat turun ke lapangan detik ini juga. Tapi aku di lantai dua. Lari ke bawah perlu waktu, saat aku sampai di sana, Aidan pasti sudah pergi.

Aku mondar-mandir di ruangan sempit ini, berpikir dan terus mengamati.

Setelah memasukkan bola terakhir, Aidan mendorong keranjang beroda masuk ke ruang penyimpanan peralatan olahraga. Tak lama kemudian, ia keluar lagi dan membuang sesuatu ke tempat sampah terdekat. Kuduga potongan tali sepatunya.

CLAIR [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang