Chapter 23 (a)

2.2K 514 165
                                    

Kesadaranku datang dan pergi. Didorong masuk ke mobil. Melaju. Pepohonan merapat di sekelilingku. Berusaha berbicara, mendengar sendiri kata-kata terulur panjang tidak jelas. Didudukkan di atas ranjang besi berkasur tipis. Rubuh. Terbatuk dan bersin oleh debu yang menguar. Mulai terganggu oleh nyeri di tenggorokan. Mulai sadar aku masih hidup.

Aku meringkuk dengan kedua tangan dan kaki terikat. Sia-sia berusaha melepaskan diri, anggota tubuhku bergeming. Tiba-tiba Stella mendekat, menegakkan badanku. Jemari berkuteknya memencet pipiku hingga mulutku terbuka. Ia hendak menuangkan cairan dari botol mineral. Aku menggeleng, memberontak. Cengkeramannya menyakitkan.

"Kalau mau meracun kamu, sudah kulakukan dari tadi!" omelnya. "Berterima kasihlah, aku tidak membiarkanmu mati kehausan."

Masuk akal. Aku pun meneguknya. Air dingin menyejukkan tenggorokan. "Terima kasih," kataku, berniat sinis, tapi terdengar parau. Ia angkat bahu, lalu sibuk dengan laptopnya di meja. Aku bisa melihat tampilan layarnya yang terbagi enam. Masing-masing menunjukkan tangkapan CCTV, yang sepertinya dipasang di luar untuk mengamankan tempat ini. Stella pasti sudah menyiapkannya sebelum menculikku.

Kuamati sekeliling ruangan. Luasnya sekitar separuh lapangan basket. Penerangan hanya neon di dinding dekat ranjang. Banyak tumpukan barang tertutup terpal. Dari kesumpekan dan aromanya, mungkin gudang atau garasi dengan ventilasi yang buruk. Tidak ada petunjuk aku ada di mana.

"Tempat ini ada di pinggiran kota, digunakan the Lark beberapa bulan lalu dalam misi menidurkan Sky Lee." Stella menarik bangku dan duduk di depanku. Gaya rambut dan makeup membuat wajahnya berbeda dengan Stella Miller yang kukenal. Tapi Stella Miller bahkan bukan namanya. "Sekarang masih hari Minggu, dan baru satu jam kamu hilang. Gara-gara the Lark gagal dalam misi itu, aku dan kamu ada di situasi ini. Aku terpaksa memanfaatkan kamu untuk memanggil Shai ke sini. Aih, mendengar namanya, kamu langsung bereaksi. Hati-hati, otot-ototmu masih lemah. Kamu terkena larutan Ghost Tears. Racun tanpa bau dan rasa. Tidak terlacak. Diserap kulitmu dengan cepat. Dalam dosis kecil, efeknya seperti yang kamu rasakan sekarang. Tapi dengan dosis yang tepat, pada bagian tubuh yang tepat, efeknya bisa berbeda. Seperti pada Aidan. The Lark menumpahkannya di tangan, jauh dari jantung. Ototnya mungkin baik-baik saja, masih bisa berjalan gagah, setengah jam kemudian, otaknya mengalami shut down."

Aku membelalak. Kata-kataku tidak berbentuk, terlepas sebagai raungan marah.

Perempuan itu mengabaikanku, terus berbicara. "Ghost Tears adalah trademark dan modus operandi the Lark. Ia menciptakannya sendiri dari ekstraksi sejenis jamur yang hanya bisa ditemukan di hutan Kerala, India. Dalam keadaan alami, jamur ini bisa merusak perut gajah yang memakannya. Di tangan the Lark, sarinya menjadi Ghost Tears yang efektif melumpuhkan target sesuai skenario. Kalau perlu kesan OD, ia tinggal menyuntikkan narkoba, maka residu Ghost Tears dalam tubuhmu akan menggandakan efeknya 5x lipat."

Aku tidak mau membayangkan Aidan mengalaminya. Tapi kata-katanya membuatku menggigil.

"Tanpa ada bukti tindak kriminal yang dilakukan orang lain, kasusnya dianggap suicidal overdose. Karena tangannya bersih dari bekas-bekas injeksi, yang berarti bukan pencandu, polisi menganggapnya kecelakaan pemakaian pertama yang fatal."

Aku menatapnya benci. Semudah itu ia berbicara tentang penderitaan Aidan.

"Jangan takut." Ia keliru menanggapi reaksiku. Tanganku ditepuk-tepuk. Kenangan tajam yang tersadap dari kontak itu membuatku berjengit. Ia semakin salah paham. "Kamu tidak akan kubuat OD. Hanya the Lark yang menguasai tekniknya. Sudah kubilang, aku membawamu ke sini sebagai umpan untuk Shai. Dia sudah sering lolos dari the Lark, tapi tidak kali ini. Kamu tahu, aku punya dua paket Ghost Tears dari the Lark. Satu untuk Susan lima tahun lalu, dan satu akan kuhadiahkan untuk Shai sebentar lagi. Walau sudah berkurang dua tetes buat kamu."

CLAIR [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now