s e b e l a s

10.7K 846 5
                                    

Warning: chapter ini mengandung adegan kekerasan, harap jangan ditiru!

Nevan sebenarnya sudah tahu jika gadis cantik yang memberinya kartu nama waktu itu adalah salah satu keturunan konglomerat namun laki-laki itu tidak pernah menyangka bahwa gadis itu benar-benar sangat kaya raya.

Tidak lama setelah dia mendapat telepon konfirmasi dari seseorang yang mengaku sebagai bawahan gadis itu, Nevan didatangi orang-orang berseragam hitam yang mengaku sebagai bawahan sang gadis. Ia bahkan sampai diberikan pertolongan pertama pada luka dan memarnya selama di perjalanan.

Nevan dibawa untuk pergi menemui gadis itu. Namun yang membuat Nevan tidak percaya, dia justru dibawa ke sebuah kasino mewah glamor yang terletak di pusat kota. Bahkan jika dilihat dari luar saja, orang-orang yang masuk ke sana, sepertinya hanya orang-orang tertentu saja.

"Silahkan lewat sini, tuan." seorang pegawai menunjukkan jalan. Mereka masuk ke lift dan naik hingga ke lantai di atas ruang VIP. Begitu sampai di lantai tersebut, Nevan menahan napasnya.

Dari desain interior koridornya pun, Nevan sudah tahu kasino ini pasti mahal. Pintu lift terbuka, pegawai tadi mempersilahkan Nevan untuk keluar.

"Saya hanya akan mengantarkan anda sampai sini. Sisanya sudah bukan tanggung jawab saya lagi, permisi," ujar pegawai itu.

"Ah, iya." sahut Nevan canggung.

Setelah laki-laki itu keluar dari lift, pegawai tersebut menutup pintu lift kembali dan pergi. Tugasnya hanya mengantar tamu.

Nevan sampai termenung setelah ditinggalkan oleh pegawai tadi. Laki-laki itu sedang bingung karena di dalam ruangan mewah besar ini tidak ada siapapun kecuali dia.

Ruangan itu cukup mewah, Nevan bahkan tidak pernah tau jika ternyata ada ruangan lain di atas ruang VIP kasino seperti ini. Ia hanya berdiri di koridor itu tanpa tau menuggu siapa. Hingga seorang pria datang menghampirinya. Pria berpakaian rapi dengan tabloid di tangan kanan.

Mungkin penanggung jawab kasino, pikir Nevan.

"Silahkan ikuti saya," ujarnya datar lalu memimpin jalan. Koridor yang mereka tempuh cukup panjang namun dari sini Nevan dapat melihat di ujungnya hanya ada sebuah pintu. Sepertinya mereka sedang menuju ke sana.

Pria tadi membuka pintu tersebut dan membiarkan Nevan masuk lalu menutupnya kembali, seolah-olah ada hal yang tidak boleh diketahui orang lain di dalam. Nevan masih mengikuti pria itu. "Silahkan tunggu disini, saya akan memberitahu nona mengenai kedatangan anda."

Bugh! Bugh! Bugh!

Duk! Bugh! Duk!

Nevan berdiri kaku di tempat. Ruangan itu cukup gelap namun ada cahaya temaram yang masih dapat memperjelas pandangan laki-laki itu. Nevan dapat melihat pria yang tadi pergi bersamanya menghampiri seseorang yang sedang melakukan sesuatu di tengah.

Being AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang