l i m a b e l a s

10K 839 11
                                    

Aurora menyipitkan satu mata lalu menahan napas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aurora menyipitkan satu mata lalu menahan napas.

DOR!

DOR!

DOR!

DOR!

Dengan cepat seorang pengawal mengganti lingkaran bidik tembak yang lama dengan yang baru setelah sebelumnya habis terkena tembakan secara tepat sasaran. Aurora melakukan gerakan yang sama berulang-ulang, gadis itu begitu fokus. Seolah di dunia ini hanya ada dirinya, pistol di tangan, dan lingkaran bidik yang ada di hadapannya.

Ia juga memakai peredam suara di telinga agar suara keras hasil tembakan tidak terdengar. Aurora tidak tahu saja bahwa Anna yang berada di belakangnya terus menerus menutup telinga saking kerasnya suara tembakan yang menggelegar.

Di tengah-tengah kegiatan nona yang dilayaninya, Anna melihat Renji datang membawa seorang remaja laki-laki yang membuat wanita itu memicingkan mata. Dengan cepat dia memblokir jalan Renji yang mengarah kepada tuan majikan.

"Ada keperluan apa anda ke sini, tuan Renji? Hari ini adalah hari bebas nona. Dan nona sedang sibuk berlatih menembak." tanya Anna dengan nada dingin.

Renji mengernyitkan dahi. "Kedatanganku tentu saja untuk melapor pada nona, Anna."

"Nona sedang berlatih menembak. Beliau tidak bisa ditemui saat ini, terlebih ini juga sudah malam. Silahkan kembali bersama dengan tamu yang anda bawa sekarang. Jangan mengganggu waktu istirahat nona." ujar Anna melirik tajam ke belakang Renji dimana remaja laki-laki itu berada.

"Jangan konyol Anna. Anak ini tidak akan menjadi seperti yang kau bayangkan." ucap renji yang sepertinya paham apa yang dipikirkan oleh Anna.

"Lalu? Menjadi apa?"

"Anjing setia untuk nona, seperti yang lain." 

DOR! 
DOR!
DOR!
DOR!

Suara tembakan itu mengejutkan mereka semua. Anna memundurkan langkah. Memberi jalan bagi Renji untuk lewat namun dia mencegah remaja laki-laki yang berada di belakangnya untuk ikut. "Kau belum diberikan izin untuk bertemu dengan nona. Jadi tunggulah di sini."

Anak itu berhenti. Ia menatap lurus ke depan. Melihat seorang gadis cantik sedang memegang pistol dan menembak ke arah lapangan. Setelah Nevan dihubungi orang yang bernama Renji tadi, butuh waktu agak lama sampai laki-laki itu datang menjemputnya. Dan mereka tidak datang ke tempat kasino mewah waktu itu, melainkan mereka datang ke tempat yang awalnya anak itu kira sebagai istana di jaman sekarang.

Namun dia tidak pernah mengira bahwa istana itu ternyata adalah tempat tinggal sang gadis cantik.

Persis seperti putri dalam dongeng

Ia melihat Renji yang sedang berbicara dengan gadis cantik itu lalu kembali. Renji datang menghampirinya dan menatap penuh kerendahan. "Tundukkan pandanganmu. Jangan pernah mengangkat kepala sebelum nona mengijinkan."

Being AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang