t i g a p u l u h l i m a

5.4K 725 209
                                    

"Aku pulang," ujar Bella seraya melangkah masuk ke dalam rumah besar bertingkatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku pulang," ujar Bella seraya melangkah masuk ke dalam rumah besar bertingkatnya. Ada beberapa pelayan yang berlalu lalang. Tidak terlalu mempedulikan keberadaannya yang baru saja datang setelah pulang sekolah meski dia putri pemilik rumah.

Bella mengacuhkan segalanya lalu melangkah naik ke lantai 2. Gadis itu terpaku seketika saat melihat Michael berdiri sempoyongan dengan ekspresi meringis menahan rasa sakit. Kacamata yang dikenakan pria itu sampai jatuh sebab dirinya sedang berusaha tetap berdiri dengan mengandalkan lengan kiri yang bersangga pada dinding rumah.

"Kakak!" Bella meninggalkan tas di lantai dan berlari menuju Michael. Dengan cepat memberikan tumpuan pada sang kakak agar tidak jatuh. "Kakak habis melakukan apa sampai terlihat kepayahan begini?" 

"Argh..." erang Michael saat Bella tidak sengaja menyentuh punggungnya.

Bella tergugu beberapa detik. Bahkan saat kakaknya sedang kesulitan seperti ini, tidak ada pegawai ataupun pelayan yang membantu mereka. Meski semua alasan sudah jelas atas sikap mereka tetapi Bella tetap berharap sedikit pada kemurahan hati nurani mereka. 

"Apa papa mencambuk kakak lagi?" ujar Bella dengan nada dingin.

Michael membelalakkan mata. Spontan pria itu menoleh ke arah Bella. "Ini bukan seperti yang kau pikirkan, Bella. Ini hanya hal kecil. Aku masih bisa menahannya."

Bella mengepalkan tangan. Ia menggigit bibir bawahnya kuat. Gadis itu kembali mengambil tas dan kacamata Michael lalu memapah sang kakak masuk ke kamarnya. Dia mendorong Michael duduk di tepi ranjang. "Duduk saja dulu. Aku akan mengambil kotak P3K."

"Bella, maaf." gumam Michael yang menghentikkan gerakan tangan Bella membuka laci lemari. 

Gadis itu duduk di sebelah Michael sambil memegang kotak P3K di tangan. "Buka kemeja kakak. Aku yang akan mengobati semua luka di punggung kakak."

Michael menuruti perkataan adiknya. Saat kemeja berwarna beige itu terlepas. Luka akibat cambuk terpapar jelas di punggung pria itu diiringi dengan darah yang terus merembes keluar. Bella menahan air matanya yang sudah di pelupuk  mata. 

"Mengapa papa mencambuk kakak lagi? Bukankah kakak sudah mengikuti seluruh permintaan gilanya? Apa kakak melakukan kesalahan saat rapat di kementerian?" tanya Bella dengan suara bergetar yang membuat kepala Michael menunduk.

Pria itu mendengus. "Dua hari lalu salah satu orang kedutaan datang padaku dan memberitahu kondisi terkini keluarga konglomerat Eropa termasuk keluarga Akarsana. Dan aku mendengar bahwa saat ini Nick mempunyai seorang kekasih meski dia sudah bertunangan denganmu. Aku penasaran dengan itu dan mencari tahu lebih jauh dan menemukan fakta bahwa kau sama sekali tidak dipedulikan oleh Nick. Jadi hari ini aku datang menghadap pria itu untuk meminta pembatalan pertunanganmu. Sebenar—

"Apa kakak sudah gila?!" teriak Bella sengaja memotong perkataan Michael. "Mengapa kakak melakukan itu?! Mengapa kakak meminta pembatalan pertunangan pada papa?! Apa kakak lupa betapa pentingnya hubungan pertunangan ini untuk langkah politik keluarga kita?! Apa kakak lupa?!"

Being AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang