t i g a p u l u h e m p a t

4.7K 674 211
                                    

"Baik, mari tahan napas kita selama sepuluh detik lalu hembuskan kembali perlahan-lahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baik, mari tahan napas kita selama sepuluh detik lalu hembuskan kembali perlahan-lahan. Rasakan otot perut anda yang tertarik saat anda menarik dan menghembuskan napas anda berulang kali."

Aurora mengikuti perintah dari instruktur yoga yang ada di video dengan baik. Hari ini dia sedang melatih lagi otot-otot tubuhnya dengan yoga. "Anna, tolong hentikan videonya. Aku butuh istirahat."

Dengan penurutnya, Anna mengikuti perintah Aurora. Dia mem-pause video pada televisi 40 inchi yang ada di depan Aurora. Wanita itu sudah memegang handuk dan botol minum untuk sang nona majikan. Sebagai pelayan pribadi, dia sudah dilatih untuk menjadi cekatan dan peka terhadap segala situasi sang majikan.

"Apa jadwalku selanjutnya? Dan ada di mana Renji? Kuyakin sejak pagi aku belum melihat wajahnya. Padahal biasanya orang gila kerja itu selalu menempel padaku." ujar Aurora menenggak air dalam botol minum.

"Setelah ini anda ada pertemuan perekrutan dengan orang yang anda minta carikan pada tuan Renji. Dan tuan Renji pergi ke bandara untuk menjemput orang tersebut karena menurut laporan orang itu berada di tingkat yang sama dengan tuan Renji jadi harus tuan Renji sendiri yang menjemputnya." jelas Anna mengelap bagian leher dan lengan atas Aurora yang berkeringat.

"Jadi begitu, pantas saja beberapa orang terlihat sibuk sejak pagi," Aurora berdiri lalu teringat sesuatu. "Anna, aku punya pertanyaan. Apakah aku punya aset pribadi atas namaku sendiri tanpa menyangkut nama Akazuki atau Quessiano famili?"

Anna mengernyitkan dahi. "Apa maksud anda menanyakan hal itu? Tentu saja anda punya nona! Anda kira nyonya Vaneshaa meninggalkan apa untuk anda? Tentu saja seluruh harta pribadinya atas nama anda sendiri."

"Tapi mengapa Renji tidak pernah memberitahuku jika aku memiliki aset pribadi?" tanya Aurora berjalan menuju kamarnya.

"Saya tidak tahu alasan jelas untuk itu. Tetapi mungkin saja karena ini adalah bisnis pribadi nyonya Vaneshaa sendiri yang bahkan bos ketua saja tidak tahu." ujar Anna membukakan pintu kamar untuk Aurora.

"Lalu kenapa Anna tahu tentang ini?"

"Ah, itu.." Anna bingung bagaimana harus menjawabnya. "Sebelum anda hilang ingatan anda mengatakannya pada saya karena anda bilang ingin mendonasikan seluruh aset pribadi anda ke panti asuhan dan rumah sakit kanker."

"HAH?!" teriak Aurora terkejut. Dia yang awalnya sedang melepaskan pakaian dibantu oleh Anna untuk mandi langsung berbalik menatap pelayan pribadinya itu. "Aku bilang begitu?!"

"I-ya, karena sejak dulu anda selalu sensitif perihal masalah nyonya besar. Jadi saya jarang membahas hal itu. Tapi hari itu setelah anda mengecek brankas anda dan menemukan warisan nyonya besar di sana, anda membuat keputusan untuk menyumbangkannya." ujar Anna membantu Aurora mandi di bath-up besar kamar mandinya.

"Wah, hari itu aku pasti sudah gila. Mengapa aku begitu baik hati? Apakah aku malaikat tanpa sayap atau utusan dari tuhan yang sengaja diturunkan ke bumi untuk membantu manusia?" ucap Aurora menyenderkan kepalanya ke bath-up. "Lalu apakah masih ada aset pribadi yang tersisa?"

Being AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang