e m p a t p u l u h d e l a p a n

3.6K 529 342
                                    

⚠️WARNING⚠️
CHAPTER INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN DAN MATURE YANG BISA MEMBUAT PARA PEMBACA TIDAK NYAMAN. HARAP BIJAK DALAM MEMBACA DAN MOHON UNTUK TIDAK UNTUK DITIRU!

Abimanyu merasakan sekujur tubuhnya sakit begitu membuka matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abimanyu merasakan sekujur tubuhnya sakit begitu membuka matanya. Kini dia tidak lagi menemukan dirinya di dalam kontainer melainkan di sebuah ruangan gelap yang hanya mengandalkan cahaya matahari. Laki-laki itu menoleh ke kanan dan kiri mencari sesuatu yang sekiranya bisa membantu untuk melepaskan ikatan yang ada di tangannya. Tapi hasilnya nihil.

Ruangan gelap itu kosong tanpa ada barang apapun. Ikatan di lengannya juga semakin kuat dan menyulitkan dirinya bergerak. Tepat saat kepala laki-laki itu penuh dengan rencana melarikan diri, pintu terbuka dan memunculkan sesosok laki-laki yang masuk. 

"Ah kau sudah bangun rupanya. Awalnya aku ingin membangunkan dengan menyiram air dingin ke wajahmu tapi sepertinya tindakan itu tidak dibutuhkan lagi. Lagipula aku merasa sayang dengan airnya." ujar laki-laki itu mendengus geli.

"Nevan Nathaniello, anjing Aurora." tekan Abimanyu menatap tajam pada Nevan yang memandangnya remeh. 

"Ternyata kau mengenalku ya? Baguslah, kau memang harus mengingat baik-baik wajah dan nama dari orang yang akan membunuhmu agar kau bisa menyeretnya ke neraka bersamamu." ujar Nevan menarik Abimanyu untuk berdiri dan membawanya keluar dari ruangan gelap tersebut. 

Begitu keluar dari ruang gelap tadi, Abimanyu tertegun melihat sebuah tanah lapang luas yang langsung berbatasan dengan pohon-pohon lebat. Nampaknya tempat ini berada di pedalaman karena ada hutan di sini. 

"Brengsek! Kemana kau membawaku?!" teriak Abimanyu tidak mengetahui dimana lokasi keberadaannya saat ini. Padahal seumur hidupnya, dia yakin sudah menjelajahi Eropa.

Nevan menjatuhkan Abimanyu di teras bangunan lalu menjambak rambutnya sampai tubuh Abimanyu terangkat. "Akhh..."

"Lihat tempat ini baik-baik. Bukankah hutan itu cukup indah untuk menjadi kuburanmu nanti, tuan muda Bamantara?" bisik Nevan di telinga Abimanyu dengan sengaja. 

"Beraninya kau! Lepaskan aku!" Abimanyu berusaha memberontak tetapi tidak ada perubahan. Kekuatan Nevan terlalu kuat bahkan tidak bisa dibandingkan dengan kekuatannya.

Di tengah frustasinya Abimanyu yang mencoba melepaskan diri dari laki-laki gorilla itu, suara baling-baling helikopter terdengar diiiringi oleh perubahan kekuatan angin yang menjadi semakin tak terkendali. Pohon-pohon yang berbatasan dengan lahan luas berumput itu juga sampai terkena imbasnya. Ada banyak daun yang rontok akibat kuatnya angin yang berasal dari baling-baling helikopter. Helikopter mendarat dengan baik di lahan luas berumput.

Senyum di wajah Nevan mengembang lebar. Apalagi setelah seorang gadis melompat turun keluar dari helikopter. Ekspresi yang ditunjukkan oleh laki-laki itu mirip sekali seperti anjing yang sedang menggoyang-goyangkan ekor menunggu sang majikan tiba. 

Being AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang