d u a p u l u h d e l a p a n

7.3K 749 109
                                    

Seorang wanita sedang memainkan korek api di tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang wanita sedang memainkan korek api di tangan. Menutup lalu membukanya lagi berulang kali. Tatapan mata sang wanita nampak kosong memandang riuhnya kota dari rooftop gedung dengan 60 lantai.

Suara-suara gemerisik yang terdengar dari arah belakangnya sudah tidak ada. Menandakan bahwa pekerjaan sudah selesai.

"Sedang apa berdiri di sana? Mau mencoba melompat dari atas sini?" suara bariton itu membuat sang wanita menoleh.

Ibu jari kanannya refleks menutup korek api lagi sebelum dia berbalik. Sang wanita tersenyum lebar. "Tidak. Hanya sedang melihat kota. Mayatnya bagaimana? Sudah diurus? Ingatlah pekerjaan itu kita tidak boleh sampai meninggalkan barang bukti."

"Sudah," pria itu berdiri di sebelah si wanita. Bibirnya sedang mengapit batang nikotin. "Aku pinjam korek, punyaku hilang."

Sang wanita terdiam melihat si pria lalu mendengus geli dan menyimpan korek api di saku jaket. "Jangan merokok, hal itu bisa memendekkan umurmu."

"Ucap seseorang yang setiap hari mampu menghabiskan dua bungkus rokok," sinis si pria mendelik namun mengurungkan niatnya untuk merokok. "Sepertinya di kota sedang ada festival. Karena itu jalan jadi ramai."

"Ah begitu ya," si wanita menatap jalan kota di bawahnya. "Pantas banyak suara bising dan musik di mana-mana. Terlihat menyenangkan."

Si pria terdiam menatap sang wanita lalu menghela napas. "Itu festival Hallowen, ayo kita ke sana. Lagipula misinya juga sudah selesai."

"Heh?" sang wanita terkejut. Ekspresinya sangat terlihat lucu di mata si pria sampai dia tertawa. "Memangnya boleh seperti itu? Kita bahkan belum memberikan laporan pada ketua."

Si pria berbalik dan berjalan menuju pintu keluar. "Hoi Sera! Jika kau lambat akan kutinggal!"

Sang wanita berdecih tetapi dirinya menyeringai lebar. "Tunggu aku Ricks!"

Duk!

Aurora membuka mata saat merasakan nyeri di lutut. Gadis itu melihat sekelilingnya dan menemukan dirinya berada di kursi depan meja dalam sebuah kamar hotel. Sepertinya tanpa di sengaja dirinya menendang meja yang membuat lututnya menjadi sakit. Terbukti dari meja yang agak bergeser dan botol sampanye yang tumpah mengotori meja dan lantai.

Gadis itu buru-buru berdiri dan menghampiri jendela kaca. Menatap pemandangan malam kota Praha dari tempatnya bermalam. Ia menyentuh kaca bening yang menjadi penghalang.

Masih sama dengan wajah cantik jelita ini

Rasanya dia ingin mencoba loncat dari tempat tinggi ini sekarang juga. Dan jika dia melakukan itu apakah akan gagal seperti kali terakhir?

Gadis itu masih terus bermimpi. Dan mimpi-mimpi itu selalu membuatnya semakin gelisah, seolah sedang mengingatkan Aurora bahwa dirinya memang bukan bagian dari dunia ini.

Being AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang