t i g a p u l u h d e l a p a n

4.1K 756 283
                                    

Chapter ini mengandung unsur kekerasan, harap bagi pembaca yang tidak nyaman cukup meninggalkan Vote dan komen😄😗

Nevan dengan tatapan datar keluar dari mobil dan berdiri di belakang pria paruh baya yang membawanya keluar dari tempat gila di Makau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nevan dengan tatapan datar keluar dari mobil dan berdiri di belakang pria paruh baya yang membawanya keluar dari tempat gila di Makau. Ada pria muda yang ikut berdiri di sisinya. Pria cantik yang terlihat begitu patuh dan setia pada pria paruh baya. 

"Bagaimana persiapan 'cawan'-nya Aki?" tanya si pria paruh baya yang sering disebut sebagai bos ketua atau Oyabun-sama oleh semua orang yang dijumpainya.

"Semua persiapan sudah selesai, bos ketua. Hanya tinggal menunggu anda saja." ujar Akira mengangguk penuh hormat.

Arata mendengus. "Sayang sekali putriku tidak ada di sini saat ini untuk melakukan tukar 'cawan' denganmu. Seharusnya kau melakukan hal ini dengannya tetapi karena putriku berada di Eropa, mau tidak mau kau harus melakukannya denganku."

"Aku tidak peduli dengan prosedurnya. Yang kubutuhkan hanyalah kesempatan untuk kembali pada dewi." sahut Nevan acuh yang rasanya ingin dipukul oleh Aki sebab berlaku tidak sopan pada bos ketua.

Mereka dibukakan pintu oleh orang-orang yang berjaga. Kediaman uatama Akazuki yang berada di jepang sangat berbanding terbalik dengan kediaman Akazuki di Eropa. Jika di Eropa bergaya mewah nan elegan maka di Jepang memiliki nilai keestetikan sentuhan jaman dahulu yang dipertahankan. Rumah besar gaya minka itu berada di tengah luas lahan yang luasnya hampir sama dengan lapangan stadion bola profesional. Memang lebih kecil dari kediaman Akazuki di Eropa tetapi hal ini sangatlah sesuai dengan jumlah orang yang berada di tempat ini.

4 orang laki-laki berpakaian kasual dan 3 wanita berkimono berbaris di sisi jalan setapak menuju kediaman. "Selamat datang kembali di kediaman Akazuki, Oyabun-sama."

"Aku pulang," ujar Arata. "Tolong persiapkan batu pentatoan di depan ruangan yang dipakai. Kita percepat saja posedurnya, Aki. Anak ini sudah terlihat tidak sabar untuk bertemu dengan putri cantikku."

"Baik bos ketua." balas Akira. Mereka sampai di kediaman utama. Akira menunjukkan ruangan yang akan digunakan untuk tukar 'cawan'. Ini adalah ritual atau tradisi yang sudah dijalankan dalam keluarga Akazuki sejak generasi pertama. Tradisi yang sengaja tidak dihapus oleh Arata demi mempertahankan posisinya. 

Dalam ruangan itu sudah disiapkan meja kecil yang di atasnya terdapat Sakazuki dan sake. Nevan mengernyitkan dahi. Ternyata acara ini cukup sederhana tidak serumit yang dia kira.

*sakazuki

*sakazuki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Being AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang