t i g a p u l u h e n a m

4.4K 767 371
                                    

"APA ANDA UDAH GILA, NONA AURORA?!" teriak Renji dengan seluruh kekuatan yang dia punya saat ini setelah mendengar penjelasan Aurora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"APA ANDA UDAH GILA, NONA AURORA?!" teriak Renji dengan seluruh kekuatan yang dia punya saat ini setelah mendengar penjelasan Aurora.

Aurora menutup kedua telinganya sambil memejamkan mata. "Bisakah kau tidak berteriak Renji? Sikapmu saat ini sangat berlebihan tahu."

"Apa maksud anda sikap saya berlebihan, hah?!" Renji menatap Aurora dengan tatapan maut. Ia seolah sudah siap memakan gadis itu saat ini juga. Aurora menggaruk pelipisnya yang tak gatal seraya mengalihkan pandangan. "Apa anda pikir yang baru saja anda ceritakan pada saya itu candaan?"

"Tentu saja bukan, kan?" balas Aurora dengan senyum tak berdosa. "Tapi bukankah tidak apa-apa Renji? Aku juga sudah terlanjur mengatakannya pada anak itu untuk membantu. Lagipula ini salah satu jalan cepat untuk menjatuhkan para konglomerat Eropa yang menjijikkan itu."

Renji menghela napas panjang dan berat. "Ini bukan tentang janji atau apapun itu, nona. Situasi anda saat ini masih rentan terhadap penyerangan eksternal. Kita itu sedang mempersiapkan anda untuk menghadapi para Okashira, nona. Bagaimana bisa anda di situasi sekarang ini justru mengibarkan bendera perang pada keluarga Akarsana dan seluruh pengikutnya?!"

"Renji, jangan terlalu dipikirkan. Kita jalani saja situasinya dan biarkan mengalir begitu saja." sahut Aurora menyalakan korek dan menyulut sebatang rokok untuk dihisap.

Renji mengurut pangkal hidungnya. Merasakan sedikit berdenyut di sana. "Kita harus segera bersiap atas segala kemungkinan. Jika di situasi sekarang anda meminta bantuan pada pusat. Saya tidak yakin para Okashira tidak akan terlalu membantu anda karena anda belum pernah membuktikan diri anda."

Aurora terdiam sejenak seraya menghembuskan asap rokok dari mulutnya. "Kita tidak butuh bantuan, Renji. KIta jadikan pembersihan konglomerat Eropa sebagai pembuktian diriku kepada para Okashira. Jangan beritahu ayah. Aku ingin menghadiahkan Eropa pada ayahku."

"Lalu bagaimana cara kita melakukan pembersihan Eropa itu, nona? Apa anda punya rencana matang?" tanya Renji.

Aurora menarik satu sudut bibirnya naik. "Tentu saja punya. Jika kau ingin berperang, bukankah hal pertama yang harus dilakukan adalah kenali musuhmu?"

Renji mengernyitkan dahi. Dia mengerti apa yang dimaksud Aurora tetapi masih tidak mengerti cara merealisasikannya.

Ketukan di pintu terdengar. "Nona, saya membawa tamu yang anda tunggu."

Sudut bibir Aurora semakin naik. Ia menghisap batang nikotin itu sekali lagi. "Masuklah Anna."

Renji terkejut saat melihat orang-orang yang disuruh oleh Aurora untuk dicari tahu kini muncul di depannya. Kapan nona majikannya ini membentuk hubungan dengan mereka?

"Renji, bukankah kau pernah dengar kata-kata ini 'musuh dari musuhmu adalah temanmu'?" ujar Aurora melepaskan asap rokok ke udara. "Pasang telingamu baik-baik. Mulai dari sini, pembersihan konglomerat Eropa akan kita lakukan."

Being AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang