t i g a p u l u h t u j u h

4.2K 808 400
                                    

⚠️warning⚠️
Chapter ini mengandung sedikit adegan kekerasan, bagi pembaca yang merasa tidak nyaman harap tinggalkan vote dan komen saja 😄😗

Hikaru menatap ke arah langit dari atas gedung hotel mewah nan mahal yang menjadi wilayah kekuasaan yang diberikan oleh Oyabun Arata sembari memasukkan kedua tangan masuk ke dalam saku bagian depan celana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hikaru menatap ke arah langit dari atas gedung hotel mewah nan mahal yang menjadi wilayah kekuasaan yang diberikan oleh Oyabun Arata sembari memasukkan kedua tangan masuk ke dalam saku bagian depan celana. Di tengah gelapnya langit malam yang gelap tanpa gemerlap bintang, angin yang kuat tiba-tiba datang diiringi suara baling-baling helikopter yang bising.

Hikaru memasang senyum miring. Tidak lama helikopter mendarat di helipad yang ada di atas hotel, dua orang pria turun. Hikaru segera melangkahkan kakinya untuk mendekat lalu memberikan sikap membungkuk pada salah satu pria yang baru datang.

"Selamat datang di Bettinguarīna, Oyabun-sama." ujar Hikaru lantas mengangkat tubuhnya untuk menegak. "Saya sangat terkejut saat mendengar kabar anda akan datang melihat arena hari ini. Sepertinya persiapan saya kurang memuaskan."

"Sejak kapan kau peduli pada hal-hal remeh seperti itu, Hikaru? Seperti bukan dirimu saja." sahut Arata terkekeh lalu berjalan beriringan dengan Hikaru masuk ke lift sementara Akira dan Dio berjalan di belakang mereka. 

"Ya, anda memang benar. Bersikap sopan dan penuh kehati-hatian ini memang bukan sikap saya. Tetapi apa anda lupa bahwa anda adalah orang yang memberikan saya tempat ini? Tempat di mana orang-orang yang menjunjung kehormatan dan dan derajat ini?" balas Hikaru menghela napas kesal. "Dari dulu anda memang suka sekali mempermainkan saya."

Arata terkekeh. Mereka keluar dari lift dan sampai di lantai bawah tanah hotel. Meski berada di bawah tanah, tempat ini sama sekali tidak terlihat gelap kotor dan lembab. Justru sebaliknya, tempat yang ada di bawah tanah masih memiliki sama dengan hotel yang berada di atas. Interior dan tata ruangannya pun  masih sama. 

"Tempat ini jadi jauh lebih baik sejak terakhir kali aku datang," ujar Arata berkomentar sambil melihat-lihat kanan dan kiri.

Hikaru tersenyum. Dia membusungkan dadanya bangga. "Tentu saja. Anda pikir saya hanya terus bermain saja di sini? Saya juga rajin dan tekun mengelola tempat ini demi anda, Oyabun-sama."

Dio maju lebih dulu dan membukakan dua pintu besar yang ada di depan Arata dan Hikaru. "Selamat datang di Bettinguarīna, Oyabun-sama!"

Arata terdiam sesaat sebelum melangkah masuk. Tempat duduk tribun yang disusun sedemikian rupa diisi oleh para pelanggan VIP dan VVIP hotel dan di bagian bawah terdapat ring ukuran besar yang dibatasi dengan pagar besi tiggi sehingga tidak akan mampu dipanjat oleh mereka yang berada di dalam ring. 

"Ini bagus." puji Arata seraya mengikuti langkah Hikaru yang membawanya ke sebuah ruang khusus. Mereka menaiki tangga dan sampai di ruangan yang memiliki pemandangan langsung ke ring.

"Benarkah? Saya sengaja mengubah arena agar para pelanggan bisa lebih leluasa bertaruh dan menonton para 'kuda'," sahut Hikaru mempersilahkan Arata untuk duduk di sofa. "Jadi, apa alasan anda untuk datang ke arena, Oyabun-sama? Pasti bukan hanya sekedar inspeksi. Lagipula saat ini saya sedang tidak terlibat apapun dengan bagian pusat kecuali pelaporan." 

Being AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang