d u a b e l a s

10.8K 813 11
                                    

W a r n i n g ⚠️
Terdapat adegan kekerasan dan tindakan perundungan pada chapter ini, harap untuk tidak ditiru!

Ruangan mewah di suatu tempat itu nampak ramai dengan kehadiran anak-anak manusia yang sedang bermain menghabiskan waktu bersama. Bunyi suara bola billiard yang saling berbenturan bergema memenuhi ruangan.

Namun suara bising itu tidak mengganggu anak laki-laki yang sedang duduk di sofa panjang sendirian, bukan tidak ada teman melainkan karena ingin menguasai sofa itu sendirian.

"Hey, bukankah akhir-akhir ini rasanya sekolah sangat membosankan? Kalian menyadarinya juga kan? Bukan hanya aku yang merasakannya." celetuk Abimanyu seraya melepas game VR dari kepala.

Kenzo yang ingin melemparkan anak panah ke papan target menoleh. "Lalu apa kau punya solusi untuk lepas dari kebosanan ini, tuan muda Bamantara?"

Bastian yang tengah membaca buku dengan kacamata bertengger di hidung mengangkat kepala dari huruf-huruf berentetan tersebut. "Bukankah kalian akhir-akhir ini sering kali mengganggu Ariane, apa masih kurang?"

"Ya!" sahut Abimanyu cepat. Sifatnya yang tidak sabaran dan menggebu-gebu itu sangat berbanding terbalik dengan sifat Bastian yang kalem. "Sekarang Nick dan kau selalu saja melindungi gadis itu. Entah apa yang ingin dilakukan oleh kalian tetapi karena itu aku dan Kenzo jadi kesulitan mengganggu Ariane."

Nick yang duduk sendirian di sofa panjang nampak tidak terganggu dengan percakapan teman-temannya. "Ganggulah anak lain, Abimanyu. Jangan mengganggu Ariane. She's my toy."

"Ya ya ya, aku sangat mengerti tuan muda Akarsana," balas Abimanyu seraya mengendikkan bahu yang berarti acuh tak acuh dengan hal tersebut. "Tetapi masalahnya, anak mana yang belum pernah kuganggu di Noble academy?"

Kenzo berhenti melempar anak panah ke arah papan target, menarik satu sudut bibir lalu berjalan mendekati lingkaran papan target dan mencopot seluruh anak panah yang tertancap di sana. "Abi, bagaimana jika kita buat arena pertarungan untuk para murid sponsor. Kita pasang taruhan dengan murid-murid reguler dan eksklusif lainnya lalu menyaksikan perkelahian para murid sponsor. Pasti seru bukan?"

Abimanyu refleks menyeringai ketika mendengar saran cemerlang dari Kenzo. Ajang perkelahian seperti itu pasti jadi hal yang menyenangkan di Noble academy. "Tapi bagaimana cara membujuk para murid sponsor untuk ikut bertarung? Jangan sampai tersebar kabar bahwa geng Algebroz adalah pelopor dari arena. Itu bisa merusak nama baik kita semua nanti, apalagi jika sampai terdengar oleh dewan komite."

Bastian menutup buku. Ia menghela napas dan mengurut pangkal hidung setelah menurunkan kacamatanya sedikit. "Kalian bodoh atau apa sih? Memangnya baru sekali dua kali kalian bermain seperti ini? Cukup iming-imingi saja orang-orang bodoh itu dengan kata-kata manis dan tambahkan juga taruhan uang di sana. Seperti itu saja pasti sudah membuat mereka kesenangan sampai menggeliat bak cacing kepanasan."

Being AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang