e m p a t b e l a s

9.9K 812 13
                                    

Nevan membuka mata perlahan diiringi rasa sakit luar biasa di sekujur tubuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nevan membuka mata perlahan diiringi rasa sakit luar biasa di sekujur tubuh. Ia melihat sekitar dan sejauh yang dapat dilihat, tempat ini adalah kelas yang tadi digunakan oleh Eustachius dan murid lainnya untuk pertandingan. Sepertinya Nevan pingsan dan tidak ada seorangpun yang menolong. Laki-laki itu mendengus. 

Memang siapa yang dia harapkan?

Nevan menyeret langkah keluar kelas. Di lihat dari posisi matahari saat ini, sekarang pasti sudah sore. Langkah kakinya menggema di seluruh koridor Noble Academy. Saat melewati kelas satu per satu, sekilas Nevan melihat refleksi dirinya di kaca jendela. Mata kanan dan bibirnya yang bengkak akibat dipukuli, pelipis yang robek, juga sepertinya tulang hidung yang patah. Belum lagi bekas lebam lain yang ada di lengan, perut, serta kakinya.

Bahkan untuk sekedar mengobati luka-luka ini Nevan tak memiliki uang untuk melakukannya. Laki-laki itu refleks menghentikan jalan saat mendengar suara derap langkah kaki lain di koridor. Ia buru-buru bersembunyi di salah satu kelas, merasa takut jika ternyata orang tersebut adalah Eustachius.

Tidak lama, geng Algebroz lewat. Mereka adalah kumpulan para murid-murid eksklusif yang sangat menguasai sekolah. Yang memiliki kuasa penuh atas jalannya segala macam peraturan di Noble academy.

Nevan iri

"Nick, pertarungan murid sponsor itu harus dihentikan! Pertandingan hari ini terlalu brutal. Kau lihat kan tadi, bahkan setelah salah satu dari mereka pingsan saja mereka tak peduli dan hanya fokus untuk memukulinya sampai sekarat." ujar seorang gadis dengan badge warna hijau yang menjadi ciri khas murid sponsor Noble academy.

"Ariane, pertandingan itu bukan urusanmu. Lebih baik kau fokus saja dengan diriku dan sekolahmu." sahut Nick. Di belakang dirinya dan Ariane, ada Bastian, Kenzo, dan Abimanyu. Mereka berjalan berderetan mengikuti Nick.

"Tapi Nick, mereka—

"Hei Ariane, jika kau merasa kasihan dan simpati pada penderitaan mereka. Mengapa tidak menggantikan diri mereka bertarung saja?" tembak Abimanyu yang jelas bertujuan untuk menyudutkan Ariane. Laki-laki itu tidak suka jika permainan serunya terganggu.

Ariane terdiam. Ia menoleh ke belakang. "Kalian pasti tau bukan itu maksudku."

"Lalu kami harus menghentikan permainan seru ini, begitu?" kali ini Kenzo yang berbicara. Sebagai seseorang yang senang sekali bertaruh, jelas sudah bahwa Kenzo mendukung penuh permainan seperti ini. 

"Tapi ini tidak manusiaw—

"Sudahlah Ariane. Jangan mengatakan hal yang tidak mungkin kau pertanggungjawabkan. Kau seharusnya diam saja. Bukankah menjadi peliharaan Nick sudah membuat hidupmu cukup puas? Apa sekarang kau mau melawan Nick demi orang-orang bodoh itu?" ujar Abimanyu dengan nada nyeleneh.

Ariane mengatupkan bibir. Ia memang tidak mempunyai kekuatan untuk melawan para murid eksklusif ini. Gadis itu terdiam, Nick yang menyadari bahwa Ariane diam saja mengalungkan lengan di leher gadis itu. "Ayo kita pulang. Nanti kita masak bersama lagi seperti kemarin. Bagaimana, hm?"

Being AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang