e m p a t p u l u h d u a

5.6K 844 295
                                    

"Bagaimana? Apakah kau suka?" tanya Nick sambil menyuapkan buah anggur hijau ke mulut Ariane

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana? Apakah kau suka?" tanya Nick sambil menyuapkan buah anggur hijau ke mulut Ariane.

"Aku suka sekali, Nick. Bisakah aku membawa beberapa buah ini ke panti asuhan besok?" jawab Ariane dengan mata berpendar hangat.

Nick tersenyum. "Ya, kau boleh melakukannya. Mintalah lagi beberapa tangkai pada pelayan paviliun. Mereka akan memberikan semua yang kau mau."

Ariane terdiam. Ekspresinya mendadak mendung. "Apakah aku boleh bersikap seperti itu? Kupikir para pelayan paviliun tidak suka aku tinggal di sana karena asal usulku yang tidak jelas."

Nick mengernyitkan dahi. "Apa ada orang yang merendahkanmu di sini?!"

Ariane buru-buru menyilangkan kedua tangannya. "Mana mungkin ada! Kau kan sudah memperingatkan mereka semua untuk bersikap baik padaku, Nick. Aku baik-baik saja."

"Benarkah? Jika terjadi sesuatu atau kau ingin sesuatu katakan padaku. Aku akan mengabulkannya." ujar Nick mengelus rambut Ariane.

"Benarkah? Sebenarnya Nick, kemarin saat aku dan Bastian melewati jewelry shop, aku ingin—

"Tuan muda Bamantara anda tidak bisa masuk ke rumah kaca sekarang! Tuan muda mengatakan untuk tidak membiarkan seorang pun mengganggunya saat ini!"

"Minggir! Dasar kalian para pegawai rendahan! Beraninya menghalangiku yang ingin bertemu Nick! Biarkan aku masuk dan menemui Nick!" suara Abimanyu yang keras terdengar sampai ke dalam rumah kaca dimana Nick dan Ariane sedang menghabiskan waktu minum teh.

Hal ini sering dilakukan setelah Ariane pindah ke paviliun kediaman Akarsana atas perintah Nick yang menggunakan nama Akarsana.

Nick mendengus lalu berdiri dari duduknya namun terdiam saat lengannya dipegang oleh Ariane. "Ada apa, Ariane?"

"Ah maaf, itu terjadi secara spontan. Aku tidak bermaksud untuk menghentikanmu menemui Abimanyu," ucap Ariane cepat-cepat meralat tingkah lakunya yang aneh. Ia tersenyum pada Nick. "Pergilah. Aku akan kembali ke paviliun. Jika kau masih ingin bersamaku, aku akan menunggumu di kamarku."

"Kukira hari ini akan sulit. Sepertinya pembicaraanku dan Abimanyu nampaknya akan cukup lama melihat dia yang mendatangiku dengan terburu-buru begitu. Maaf, Ariane."

Gadis itu menggeleng. "Tidak apa-apa. Kita bisa menghabiskan waktu lain kali dan menyambung obrolan kita sebelumnya. Jangan terlalu lelah ya Nick."

Nick mengangguk lalu pergi ke luar rumah kaca. Meninggalkan Ariane yang ekspresinya seketika berubah menjadi datar begitu Nick menutup pintu rumah kaca.

"Ada apa kau datang menemuiku, Abimanyu? Apa kau tahu jika sekarang adalah waktu minum teh berhargaku dengan Ariane?" ujar Nick saat berhadapan dengan Abimanyu. Laki-laki itu melihat penampilan temannya yang terlihat agak kacau.

"Siapkan teh di ruang tamu. Aku akan ke sana bersama temanku." kata Nick memberi perintah pada pegawai yang menahan Abimanyu.

"Ba-baik tuan muda." ujar pegawai tersebut pamit undur diri.

Being AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang