d u a p u l u h l i m a

8.3K 844 67
                                    

Peringatan: Chapter ini mengandung adegan kekerasan yang mungkin kurang cocok untuk sebagian pembaca, harap bijak dalam membaca dan jangan ditiru

Peringatan: Chapter ini mengandung adegan kekerasan yang mungkin kurang cocok untuk sebagian pembaca, harap bijak dalam membaca dan jangan ditiru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum kemenangan tercetak jelas di wajah Nick saat melihat Ruichi dan Taro saling berdiri berhadapan. Sudah jelas di sini siapa yang akan memenangkan pertarungan. Taro bukanlah orang sembarangan. Dia adalah mantan anggota pasukan khusus Rusia yang pensiun dini karena tergila-gila pada uang lalu mengabdi pada keluarga Akarsana. Kecepatan dan kelincahannya dalam bermain pisau juga belati tidak bisa dipertanyakan.

Nick merasa dewi fortuna sedang berada di pihaknya. Dia tidak peduli siapa orang yang berada di balik klub malam ini tetapi melihat dua orang yang menjaga tempat ini sangatlah bodoh karena menantang mereka, bukankah sudah jelas bahwa pemiliknya juga bodoh?

Mereka tidak punya kesempatan

Yumiko tersenyum dari atas meja bar. Senyumnya nampak sinis dan percaya diri. Ia mendengus geli. "Hei Ruichi ingatlah jangan sampai membunuhnya. Kita tidak diberikan izin untuk mengambil nyawa orang penting oleh senpai."

Ruichi yang menyeringai bak orang kerasukan menjilat garpu yang ada di tangan kanannya penuh nafsu. "Berarti jika dibuat sekarat atau cacat tidak masalah bukan?"

"Cih, sombong sekali kalian. Sepertinya kalian belum pernah bertemu dengan lawan yang kuat ya?" ujar Taro merasa diremehkan oleh anak muda yang bahkan mungkin saja umurnya baru mencapai awal dua puluhan. "Kalau begitu aku mulai."

"Silahkan saja."

Wush...

Dengan kecepatan misterius Taro melompat ke arah Ruichi dan melayangkan pisau belatinya ke arah perut yang dihindari oleh Ruichi dengan mudah menggunakan lompatan ke belakang satu kali.

Srett...

Kali ini Taro mengincar leher Ruichi yang lagi-lagi mampu dihindari laki-laki itu dengan cukup mudah. Setiap sabetan pisau belati yang dilayangkan Taro tidak mampu mengenai Ruichi bahkan satu gorespun. Dia menghindar dan mengelak dengan cukup baik meski Taro terus menyerangnya tanpa henti dengan bertumpu pada kecepatannya. 

Srekk..

Sret...

Sresshh..

Wush...

Srett...

Seperti serigala yang mengincar mangsa. Dia memperhatikan setiap gerakan Taro dengan sangat cermat hingga mampu menemukan celah diantara sabetan belati pria itu.

Ketemu!

"Makan ini!" Ruichi menyeringai lalu dalam satu kali ayunan, garpu tajam yang dia pegang pada tangan kanan menancap cukup dalam ke paha kiri Taro. 

"Ughh..." Taro melenguh lalu melompat mundur menjauh dari Ruichi ketika darah merembes keluar dari bagian paha kiri dan mengenai celananya. "Brengsek! Kau sengaja bermain-main padaku ya?"

Being AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang