d u a p u l u h s e m b i l a n

6.6K 625 129
                                    

Ada sebuah peraturan tak tertulis yang terpatri di dalam kepala para killer Akazuki famili

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada sebuah peraturan tak tertulis yang terpatri di dalam kepala para killer Akazuki famili. Yaitu larangan keras mempertanyakan atau menentang kehendak dan perintah dari pewaris Akazuki famili.

Bahkan setidak kompeten apapun pewaris tersebut, para killer harus tetap menaati perintahnya. Ini adalah sebuah keyakinan mutlak nan buta yang sudah ditanamkan oleh Okashira ke dalam kepala para killer sejak mereka masuk ke pelatihan.

Saat mereka menyambut uluran tangan Akazuki famili, pada detik itu juga hidup serta nyawa mereka menjadi milik Oyabun.

Dan sudah turun-temurun sejak Akazuki famili berdiri bahwa hanya beberapa killer rank A dan para Okashira saja yang boleh menampakkan diri di depan calon Oyabun sebab killer rank rendah dianggap tidak layak.

Karena itulah sekarang Ruichi dan Yumiko sedang berkeringat dingin menunggu di sofa penuh kegugupan. Ruichi yang duduk sambil mencengkram kuat paha kanan dengan kaki tak henti-hentinya bergetar lalu Yumiko yang menggigit kuku ibu jari kanannya sampai berdarah disertai bola mata bergetar. Keduanya duduk bersisian di ruang tunggu untuk tamu dalam kediaman Akazuki di Eropa.

"Hei anak gila! Hentikan getaran bodoh kakimu itu! Bisa-bisa saat calon Oyabun datang, beliau mendengarnya!" sungut Yumiko kesal karena sofa yang terus bergoyang.

"Urusi saja jarimu yang berdarah itu, wanita ular! Lalu matamu juga berhentilah terlihat gugup!" balas Ruichi tidak terima mendapat komplain dari Yumiko.

Ceklek!

Bruk!

"Selamat siang calon Oyabun-sama! Kami merasa sangat terhormat bisa datang ke tempat suci ini!" ucap keduanya bersamaan seraya berdiri dengan cepat dari duduknya. Mereka langsung membungkuk 90° begitu mendengar suara pintu yang terbuka.

"Apa-apaan kelakuan memalukan macam ini? Kalian membuatku tidak bisa berkata-kata." ujar Renji berdecak kesal saat melihat perilaku yang ditunjukkan kedua orang aneh itu.

"Renji senpai!" sahut Yumiko begitu mendengar suara yang dikenali. Dia menegakkan tubuhnya kembali. "Anda datang sendiri? Apakah nona tidak jadi menemui kami?"

Renji menghembuskan napas lelah. "Panggil aku tuan Renji di sini. Lalu mengapa nona harus melangkahkan kaki berharganya untuk menjumpai kalian? Kalianlah yang seharusnya merangkak menghampiri nona."

"Ah kami mohon maaf! Kami bahkan tidak tau sopan santun dasar seperti itu!" balas Ruichi merasa telah melakukan kesalahan besar. Dirinya takut untuk gagal bertemu dengan calon Oyabun. Sebuah kehormatan besar bagi killer kelas rendah seperti mereka untuk bisa menemui pewaris dari Akazuki famili.

"Ikutlah denganku. Jangan bertindak berlebihan dan memalukan. Kalian cukup berperilaku hormat dan jaga sopan santun saja di hadapan nona." kata Renji mengingatkan Ruichi dan Yumiko untuk dipatri kuat-kuat dalam kepala mereka berdua.

Being AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang