Part 8

2.3K 107 0
                                    

Auriga

Sesampainya gue di dalam club, gue mengedarkan pandangan mencari dua sahabat gue diantara kerumunan manusia. Senggolan dari beberapa wanita disana membuat gue sedikit kesusahan saat membelah kerumunan agar bisa mencari Leo dan Tarendra.

"GA, GUE DISINI!"

Gue celingak-celinguk sebentar mencari sumber suara. Akhirnya gue menemukan Leo yang sedang berdiri di dekat meja bar bersama Tarendra. Gue menghampiri mereka dengan langkah kaki lebar. Kemudian gue memesan satu gelas wine pada salah satu bartender disana. Leo dan Tarendra juga ikut memesan sambil duduk di sofa sebelah bar.

"Gue sama Thea nunggu disini aja deh, pesenin gue shot taquila."

Gue menoleh ke samping saat mendengar suara familier itu. Gue sedikit terkejut, tapi gue langsung menutupinya dengan mengambil minuman di tangan bartender.

"Gak nyangka ya, kita ketemu disini," ucap gue saat berbalik menuju sofa yang ditempati Leo dan Tarendra.

Gue ngelirik Azura yang juga sedang menatap gue dengan pandangan terkejut. Tak terkecuali Althea yang berdiri di sebelahnya. Gue tersenyum sinis dan meneguk wine dengan santai.

"Kok lo... ada disini?" tanyanya.

Gue menoleh pada Leo dan Tarendra yang tersenyum ramah kepada kedua cewek itu. Memang kelakuan Leo dan Tarendra saat di luar sekolah berbeda dengan saat dirinya di sekolah. Mereka berdua lebih terkesan ramah dan humoris berbeda jauh dengan saat melawan musuh.

"Udah biasa kali," jawab Tarendra.

"Gabung sini, Ra. Oh iya, sama siapa aja kesini?" Leo ikut nimbrung.

Beberapa detik kemudian Cherise membawa dua gelas shot taquila dan satunya diberikan kepada Azura. Wah, gila nih cewek!

"Cheers?" tawar Leo sambil mengangkat shot glassnya tinggi-tinggi.

Kami semua mengangguk lalu melakukan cheers bersama. Setelah meneguk minuman kami masing-masing, Althea beranjak berdiri dan membenarkan mini dressnya yang sedikit berantakan.

"Mau kemana lo?" tanya Azura mendongak menatap Althea.

Althea tersenyum lebar sampai menunjukkan deretan giginya, "Dance floor. Ikut?"

Azura berpikir sejenak, lalu menggeleng. Setelah melihat kode dari Azura, Althea pergi menuju dance floor dan si kampret temen gue--Tarendra ngikutin dari belakang.

ΦΦΦ

Azura

Awalnya gue nggak nyangka bisa ketemu Auriga di tempat ini. Gue lupa kalo Auriga juga sama-sama nakal seperti gue. Setelah meneguk shot taquila, gue mendongak menatap Althea yang tiba-tiba berdiri.

"Mau kemana lo?" tanya gue.

"Dance floor. Ikut?"

Gue berpikir sejenak. Awalnya gue pengen ikut, tapi karena gue pengen shot taquila lagi, gue menggeleng memberi jawaban kepada Althea. Saat Althea pergi, Tarendra juga ikut membuntuti Althea yang sudah berada di atas dance floor. Modus!

"Stev, shot taquilanya lagi," ucap gue sedikit berteriak kepada bartender bernama Steven itu.

Steven mengangguk lalu menghampiri gue yang duduk di sofa sebelah meja bar. Dia mengambil gelas gue dan menuangkan shot taquila.

"Lo sering kesini?" tanya Leo pada Cherise.

Cherise hanya memberikan jawaban berupa anggukan, karena dirinya sedang minum. Dan saat Steven kembali ke hadapan gue, gue langsung meneguk minuman itu dalam satu tegukan.

Sesaat tubuh gue masih terasa biasa saja. Kemudian gue menghampiri Steven dan kembali memesan shot taquila lagi. Gue perlu hiburan saat ini, kepala gue pusing mikirin masalah di rumah.

"Ra," panggil seseorang sambil menepuk bahu gue.

Gue berbalik melihat Cherise di belakang gue, "Apa?"

"Gue ke dance floor dulu ya? Lagi ada pasangan nih," katanya sambil melirik Leo yang berada di samping tak jauh dari posisi Cherise.

Gue berdecih. Bisa-bisanya kalo di tempat gini udah nggak jadi musuh, malah jadi pasangan. Gue menjawab dengan gumaman dan anggukan kecil. Lalu gue berbalik lagi mengambil pesanan minuman dan kembali ke sofa tadi.

"Pesen lagi?" tanya Auriga sambil meneguk minumnya.

"Udah ngerti ngapain nanya?" gue memutar bola mata malas lalu meneguk minuman kesayangan gue itu.

Auriga terkekeh dan membuat gue mengangkat kedua alis heran, "Kenapa?"

Auriga masih terkekeh lalu berdiri dari duduknya. Dia merapikan kemejanya lalu menghampiri gue yang duduknya berseberangan dengan dirinya.

"Mau ke dance floor?" tanyanya tepat di samping gue.

Gue mengedikkan bahu lalu menaruh shot glass. Gue berjalan mendahului Auriga untuk turun ke dance floor. Suara dentuman musik yang keras membuat gue semakin bersemangat untuk meliuk-liukkan tubuh gue beriringan dengan suara musik.

Tiba-tiba saja Auriga sudah di hadapan gue dan tersenyum tipis. Dia ikut menggoyangkan tubuhnya mengikuti dentuman musik dan bisa-bisanya dia memegang pinggang gue.

Game Over (Completed)Where stories live. Discover now