Part 35

1.8K 76 0
                                    

Auriga

Pagi ini, gue harus melatih Azura dan teman-temannya untuk membawakan posisi sebagai Pasukan pengibar bendera. Dengan semangat empat lima, gue menuruni anak tangga dan langsung melenggang menuju ruang makan. Masih jam enam lebih lima belas menit, tapi gue udah siap.

"Tumben nih pagi banget berangkatnya?" tanya Mama sambil meletakkan piring ke hadapan gue.

Gue menarik kursi dan mendudukinya, "Iya, Ma. Mau ngelatih temen jadi petugas upacara."

Mama menuangkan nasi goreng ke piring gue dan tidak lupa menyodorkan air minumnya juga. Gue menikmati masakan Bi Ina dan Mama itu sambil mengabari Leo dan Tarendra untuk berangkat pagi.

Auriga : Udah siap nggak nih?

Leo1 : Udah dong! Ini gue masih sarapan. Nggak sabar buat ketemu dede Cherise :*

Auriga : Jijik lo.

Auriga : Ini mana Tarendra?!

Leo1 : Gue punya firasat kalo Rendra itu lagi...........

Tarendr44 : Apaan sih!? Ganggu orang tidur aja!

Auriga : Bangun lo! Udah hampir jam setengah 7 nih!

Leo1 : TARENDRA WARDANA! BANGUN ATAU GUE PACARIN SI THEA?!

Auriga : BANGUN ATAU GUE NGGAK MAU BELIIN LO MAKAN?!

Tarendr44 : Damn! Dasar bitch kalian berdua.

Leo1 : Oke, Ga. Kita laksanain pilihan kedua.

Auriga : Siap.

Tarendr44 : IYE GUE BANGUN! PUAS KALIAN!

Gue terkekeh geli membaca pesan-pesan itu. Nggak nyangka si Tarendra kampret bisa suka sama Althea. Nggak nyangka juga nasi goreng di piring gue udah habis. Gue memasukkan HP ke dalam saku celana, lalu menghampiri Mama yang sedang membaca majalah kecantikan di ruang keluarga. Gue berpamitan kemudian mencium punggung tangan Mama.

Gue segera keluar menuju garasi untuk mengeluarkan mobil. Setelah mobil sudah berada di depan rumah, gue menutup kembali pintu garasi dan berlari kecil menghampiri mobil. Gue menyalakan mesin dan mulai melajukan mobil lumayan cepat agar segera sampai di sekolah.

Setibanya gue di sekolah, gue melangkahkan kaki menuju kelas untuk menaruh tas. Koridor masih sepi, hanya ada beberapa anak yang piket sedang menjalankan tugasnya. Saat di kelas, gue juga cuma nemuin lima anak yang udah dateng. Mereka semua anak rajin, nggak beda jauh sama gue, hehe.

"Eh, Auriga. Tumben nih berangkat pagi?" Rista datang membawa setumpuk buku paket di tangannya.

Gue menoleh lalu tersenyum tipis, "Mau ajarin Azura jadi petugas upacara."

Wajah Rista menampilkan ekspresi datar. Gue hanya mengedikkan bahu lalu beranjak keluar dari kelas. Gue menyandarkan tubuh gue di dinding depan kelas sambil menatap layar HP di tangan gue.

Leo1 : Otw kelas. Lo dimana?

Auriga : Depan kelas.

Lalu kemudian, gue menduduki bangku panjang di depan kelas sambil memainkan HP di genggaman. Disaat seperti ini, kenapa gue memikirkan kejadian sabtu malam itu? Padahal gue udah dapet info dari Leo kalau Azura baik-baik aja. Jangan tanya Leo tau dari siapa.

Gue mengedarkan pandangan, koridor udah mulai rame. Gue berharap upacara hari ini lancar saat Azura dan gengnya menjadi Pasukan pengibar bendera. Baru aja gue mau cari Leo, tiba-tiba dia dateng sambil nyengir.

"Mana Tarendra?" tanya gue.

Leo tidak menjawab, dia masuk ke dalam kelas lalu menaruh tasnya. Kemudian dia kembali membawa topi menghampiri gue.

"Tadi waktu gue sampe di koridor, dia baru aja dateng," jawabnya.

Gue manggut-manggut lalu mengajak Leo turun ke koridor kelas 11 IPS. Saat di tangga, gue dan Leo berpapasan dengan Tarendra. Dia memberi kode dengan tangannya untuk menunggunya sebentar. Gue mengangguk lalu menyuruh Tarendra untuk menaruh tasnya terlebih dahulu.

Setelah menunggu beberapa menit, Tarendra kembali dengan membawa topi. Dia merangkul bahu gue dan Leo untuk pergi menuju kelas 11 IPS B. Banyak pasang mata yang ngeliat gue dan kedua sahabat gue jalan disana. Saat tiba di depan kelas, Leo merapikan seragamnya bersiap menemui Cherise.

"Gue nggak tahan liat Thea pake seragam Paskib, bener-bener cantik," kata Tarendra sambil memperhatikan Althea yang berjalan mendekati kami bertiga.

"Hai, Cherise," sapa Leo dengan senyuman termanisnya.

"Hai," Cherise menatap gue, "Azura belum dateng. Chat nya nggak dibales juga."

Gue dan teman-teman lainnya saling tatap. Masih ada lima belas menit lagi sebelum upacara dimulai. Gue mengajak Cherise dan Althea untuk berlatih sekali lagi agar tidak terjadi kesalahan. Hitung-hitung sambil menunggu Azura datang.

"Kalo sepuluh menit lagi dia nggak dateng, gue bakal nyusul dia."

Game Over (Completed)Where stories live. Discover now