24. Tulang Rusuk

10.5K 788 10
                                    

Pak Kana dan Guin beristirahat sebentar di sebuah kedai makanan yang cukup ramai. Mereka memilih kursi pojok untuk bersantai sejenak. Banyak orang mengantri untuk mendapatkan satu bungkus nasi lemak disana. Kana memesan 2 porsi untuk mereka.

Dengan cahaya seadanya, Kana memperhatikan Guin. Gadis ini terlihat sangat dekil dan acak-acakan, wajahnya pucat dan kusam juga luka bekas pukulan di pundak dan kaki kanannya tidak bisa ia abaikan. Sedih melihat gadis semuda ini menjadi korban penculikan bahkan sampai ke luar negeri.

"You, Ok?" Guin menatap Kana dengan bingung lalu mengangguk mantap.

"Yes" tidak bisa dipungkiri, badannya sudah terasa remuk redam, ada sedikit rasa sakit di tulang rusuknya ketika ia mengambil nafas. Kakinya yang terkilir sudah mulai bengkak, juga luka-luka di pergelangan tangannya masih terasa perih. Namun ia tidak ingin pria paruh baya ini khawatir. Bagaimanapun paman Kana sudah terlalu baik padanya.

Acara makan mereka terhenti ketika handphone Kana berdering, pria itu mengangkatnya dengan agak ragu.

"Ya?" Ada jeda sebentar sebelum Kana mengubah ekspresi wajahnya. Ia terkejut sangat.

"Ya, Tuanku. Guin bersama patik.(1)" Kana melirik Guin sebentar. "Baik tuanku, baik."Kana menatap Guin berbinar-binar.

"Guin, kau tau tak, Paham tak kau bahasa melayu?" Guin mengangguk.

"Syukurlah, tadi ai dapat telpon dari TYAM Tengku Hassanal Alam Syah dari Pahang. Seumur-umur belum pernah ai sehappy ini. Tuanku nak tengok Kau, beliau yang bakal bawa balik kau ke Indonesia. Guinn.. kau akan di pick up Pangeran dari negeri Pahang, putra tertua raja Malaysia (2)"

Guin menganga. "Ha? Siapa Tengku Hassanal uncle?"

Kana menepuk dahinya dramatis, kesal dengan ketidaktahuan Guin.

_________________________________

Suara iring-iringan memenuhi pelabuhan di utara Johor malam itu. Sesosok pemuda berpakaian perwira tinggi keluar dari sebuah mobil Jeep besar. Diikuti oleh beberapa ajudan juga pasukan berseragam hitam, pangeran Hassanal berjalan menuju Guin berada. Tampaknya ia juga sedang melakukan video call dengan seseorang di ujung sana. Sesampainya di depan Guin, sang pangeran justru langsung mengarahkan ponselnya ke arah Guin alih-alih menjabat tangan.

Guin terkejut ketika wajah Airlangga memenuhi layar. Sekian detik kemudian barulah Guin merespon dengan senyuman, airmatanya menetes ketika melihat sosok itu terlihat tak terurus. "Mas, air" gumamnya" aku baik-baik aja mas. Hehehe" lantas ia tersenyum sambil mengangkat 2 jari tangannya ke arah kamera.

Jantungnya berpacu dengan cepat, sesak yang ia rasakan membuat kantung airmatanya semakin terisi. Ini tidak baik, Airlangga akan semakin mencemaskannya. Guin segera menjauhkan ponsel itu dari wajahnya karena tak bisa lagi  menahan tangisnya yang ingin meledak. Pangeran yang melihatnya berinisiatif untuk menenangkan dengan menepuk-nepuk pundak Guin.

"Tenanglah" ucapnya menenangkan.

Dengan satu kali perintah, para pasukan yang berjaga membentuk jalan untuk Guin, membuat Kana yang menyaksikannya berdecak kagum. Siapa sebenarnya gadis ini, hingga seorang pangeran Sudi menjemputnya pulang?

Guin mengusap airmatanya dengan cepat. Ia menoleh ke arah Kana untuk mengucapkan terima kasih. Ia juga melambai-lambaikan tangannya bahkan ketika sudah berada di dalam Mobil Jeep milik pangeran Hassanal sambil menghela nafas panjang sebelum kembali tersenyum secerah matahari.

Hari sudah malam ketika  rombongan mereka meninggalkan pelabuhan. Guin kira ia akan langsung diantar pulang ke Indonesia malam itu juga, akan tetapi Pangeran Malaysia itu berkata bahwa Guin perlu berbenah sebelum kembali ke tanah air.

Dengan pakaian yang lebih rapi, Pangeran Hassanal menggiring Guin memasuki sebuah rumah besar yang menurut Guin sangat ramai. Bahkan pada waktu semalam ini, masih banyak pria-pria berseragam formal berpeci hitam yang wara-wiri kesana-kemari.

"Papa, she is Airlangga's wife(3)"Pangeran Hassanal mengenalkannya kepada seorang pria paruh baya. Guin mencium punggung tangan pria itu yang Guin yakini sebagai Raja Malaysia. Benar-benar berkharisma dan baik. Aura pemimpin memang beda dengan pemimpi. Hiks

Guin bersyukur kehadirannya disambut baik oleh keluarga kerajaan Malaysia. Mengabaikan rasa sakit di dada kirinya Guin maju beberapa langkah untuk mengucapkan terima kasih kepada raja dan ratu Malaysia.

"Terima kasih atas kebaikan hati Tuanku"

Brukk.

Semua orang menaruh atensi sepenuhnya kepada seorang gadis muda yang baru saja jatuh. Hari ini mereka digemparkan dengan tingkah Pangeran Hassanal yang mengenalkan seorang gadis kepada Raja dan Ratu. Dan sekarang lagi-lagi mereka dibuat heran karena pangeran Hassanal membopong gadis itu sambil meneriaki orang-orang.

"Cepat!!!!! siapkan mobil, kita ke hospital(4)"

Dalam sekejap suasana menjadi riuh.
Iring-iringan kembali ke jalan memecah kesunyian malam. Pangeran Hassanal segera memberitahu Airlangga bahwa istrinya harus dibawa ke rumah sakit.

__________________________________

Kaisar membanting ponselnya diatas dasboard. Ia geram ketika mendengar adiknya masuk rumah sakit.

"Celine, bahkan kematian terlalu mudah untukmu" geramnya.

Ia, Ibunya, Airlangga juga dokter Hera sedang menuju parkiran jet pribadinya di bandara. Ia sendiri yang akan mengemudikan pesawat itu agar lebih cepat sampai ke Malaysia.

".Mom, Ibra harus datang"

Kaisar sengaja meminta ibunya yang mengabari Ibra, ia tidak tega mengganggu Airlangga yang sedari tadi seperti orang linglung. Penampilan lelaki itu sudah sangat tidak enak dipandang, pantas ia mengambil cuti. Jika tidak, dipastikan Airlangga akan dipecat karena tidak fokus dan lalai dalam menjalankan tugas.

Sambungan terhubung, Ibra menyanggupi untuk ikut ke Malaysia detik itu juga.

Sesampainya di rumah sakit, Airlangga turun dengan tergesa-gesa. Ia menemui sahabatnya, pangeran Hassanal, untuk mencari tahu keadaan istrinya. Guin mengalami luka fisik yang cukup parah, ada 2 tulang rusuknya yang retak juga lebam-lebam di beberapa bagian tubuhnya. Selain itu kadar HB darahnya sangat rendah membuat sang dokter kebingungan untuk mencari pendonor darah.

"Apakah ada dari keluarga pasien yang memiliki golongan darah AB Resus negatif? Stok di rumah sakit ini sedang kosong" Dokter Hera memberitahu keluarga Guin. Melirik pangeran Hassanal sebentar sebelum kembali pada Airlangga.

Jennifer seketika mendial nomor Ibra kembali.

"Ibra, paksa Alexander datang. Guin membutuhkan donor darah secepatnya "

Airlangga duduk dengan tidak tenang. Ia memilih keluar dari ruang tunggu untuk menghubungi orang-orangnya. Ada harga yang harus dibayar untuk kesakitan yang Guin rasakan, dan apa tadi? Tulang rusuknya retak?

Airlangga mengepalkan tangannya. Orang-orang itu membuat masalah dengan orang yang salah.

_______________________________________

"Ya, Tuanku. Guin bersama patik.(1)"
"Ya, tuan. Guin bersama saya"

"Syukurlah, tadi ai dapat telpon dari TYAM Tengku Hassanal Alam Syah dari Pahang. Seumur-umur belum pernah ai sehappy ini. Tuanku nak tengok Kau, beliau yang bakal bawa balik kau ke Indonesia. Guinn.. kau akan di pick up Pangeran dari negeri Pahang, putra tertua raja Malaysia (2)"

"Syukurlah, tadi aku dapat telpon dari Tuanku Yang Amat Mulia Tengku Hassanal Alam Syah dari Pahang. Seumur-umur belum pernah aku sebahagia ini. Tuan ku ingin menemuimu. Dia akan membawamu pulang ke Indonesia. Guin .. Kamu akan dijemput oleh Pangeran dari negeri Pahang. Putra tertua Raja Malaysia "

"Papa, she is Airlangga's wife(3)"

"Ayah, dia adalah istri Airlangga "

"Cepat!!!!! siapkan mobil, kita ke hospital(4)"

"Cepat!!!!! Siapkan mobil, kita ke rumah sakit "

____________________________________

Yeai udah hari jumat aja nih ....
Vote dan komennya yaa

The Minister is MineWhere stories live. Discover now