52. FIRST STEP

2.7K 356 53
                                    

Seminggu setelah kejadian itu, beberapa junior mulai terang-terangan mengabaikan Guin. Ada yang ketika diberi penjelasan tidak mendengarkan, hingga mengabaikan Guin saat sesi praktikum berjalan.

"Loli, tolong perhatikan baik-baik ya. Kamu bisa bercanda-gurau setelah praktikum selesai"

"Apaan sih, sugar baby aja sok ngatur-ngatur"
Ada rasa kesal di hati Guin, betapa mereka sangat tidak menghargainya padahal ia hanya ingin memberikan sedikit ilmunya kepada mereka. Dan siapa yang sugar baby?!! Arghhh.

Memiliki previlege sebesar dirinya mungkin impian semua gadis. Bayangkan saja jika kamu memiliki ayah seorang perdana menteri atau presiden, suami seorang menteri dan kakak-kakak seorang billionaire terpandang. Apa harus ia membungkam mereka semua dengan kenyataan yang ia miliki ini ?
Hati kecilnya tidak ingin kehidupan normal ini berakhir, Ya, sebagai orang normal, Guin tidak akan terekspos terlalu banyak dan bebas melakukan apapun. Namun, menjadi orang biasa tak pernah seberat ini dipertemanan sosial.

Rupanya ia butuh terlihat berkuasa hanya untuk lebih dihargai. Baiklah.

Mari lakukan dengan perlahan-lahan. Atau mungkin dengan kejutan besar?

Pertama-tama, ia akan memastikan Airlangga mengantarkannya setiap pagi. Menjemputnya setiap sore, atau jika suaminya sibuk maka ia yang akan menjemput suaminya itu ke kantor.

"Mas, nanti anterin sama jemput aku ya" Ucapnya manja.

Airlangga yang diperlakukan seperti itu hanya tersenyum senang, kapan lagi melihat Guin menjadi begitu ingin bersamanya. "Oke, Guin"

Di sisi lain, kedua kakaknya yang baru saja bergabung pagi ini merasa heran. Biasanya Airlangga akan terabaikan dengan kedatangan mereka, namun kali ini justru mereka yang merasa tersisih.
Ibunya, akhirnya menjatuhkan suara.

"Apa yang terjadi Sayang? "

" Aku dikira sugar baby mom, karena sering jalan dengan pria berbeda-beda, makanya mulai sekarang aku harus diantar dan dijemput oleh satu orang yaitu mas Airlangga" Ucapnya bersorak kecil di akhir kata.

"APA-APAAN itu! Siapa yang berani mengataimu seperti itu? " Kaisar naik pitam, berani-beraninya mahasiswa rentan seperti mereka bersikap seperti itu kepada adiknya?

"Tenang kak, ini hanya masalah berangkat dan pulang ke kampus. Untuk liburan dan shopping aku tetep ngikut kak Kaisar dan Kak Ibra. Hehe" Kali ini Airlangga menoleh, alisnya menukik tajam ke arah Guin.

"Ehhh, kurasa aku harus bertanya kepada suami tertampanku, bagaimana mas Air? Boleh aku bergabung dengan saudaraku di luar kampus? " Airlangga berdehem, menormalkan keengganannya.

"Jangan lupa memberi kabar, " Ucapnya pada akhirnya.

"Siap sayangku, sini ku kecup dulu" Guin dengan percaya dirinya menganggap semua ini candaan. Ia mengecup sekilas pipi Airlangga.

Cup. Airlangga dibuat merona sendiri dengan tingkah istrinya.

"Sekarang aku percaya Guin anak Daddy" 

Lalu semuanya tertawa menanggapi Ibra.

___________________________

Untuk menjalankan rencana pertama, Guin mengenakan pakaian yang lebih manusiawi, ada beberapa kemeja branded yang tidak pernah ia sentuh akhirnya melekat di tubuhnya. Wajahnya pun ia poles dengan riasan tipis. Ia menghampiri Airlangga yang sudah siap mengantarkannya sebelum pria itu ke kantor.

"Aku siap"

Sesungguhnya Guin agak gugup, untuk pertama kalinya ia merasa harus melakukan sesuatu yang tidak sesuai keinginannya. Apa ini dapat dikategorikan pamer suami atau Flexing? Entahlah. Tapi ia harus melakukan ini untuk membuktikan bahwa dia bukan sugar baby. Dia wanita baik-baik.

The Minister is MineWhere stories live. Discover now