33. GIGI

9.2K 815 25
                                    

"Ketika kita menjadi anak-anak kita ingin cepat dewasa, dan ketika kedewasaan datang secepat kilat kita justru megap-megap tidak kuat. Sabar kawan, jalani prosesnya sesuai alur. Karena terlalu cepat dewasa itu tidak seindah bayangan anda" dari netizen yang terpaksa dewasa.

_______________________________

"Kamu yakin mau pasang behel?" Airlangga melepas pelukannya pada Guin. Mereka sedang bersiap siap untuk tidur malam.

"Yakin enggak yakin, yakin karena aku merasa gigi depan atasku makin maju Mas. Enggak yakin karena takut gabisa makan enak lagi" Guin bangun dari tidurnya. Ia mencari-cari kaca kecil di meja nakas.

Melebarkan mulutnya lalu berkaca. Ia mencoba gigitan giginya lagi dan benar saja gigi bawahnya menabrak susunan gigi atas, bukan Gusi. Rasanya tidak nyaman. Beberapa kali bibir dalamnya tergigit ketika makan dan berujung sariawan.

"Aku akan menghubungi Yasa, dia dokter gigi terbaik. Sabtu atau Minggu?" Tanya Airlangga lagi.

"Minggu aja, temenin ya mas" Guin memohon, terserah jika terlihat merengek seperti anak kecil.  Ia hanya ingin sesekali saja ditemani Airlangga seperti pasangan pada umumnya. Harapannya Weekend ini rasa libur bukan weekend rasa korporat seperti biasanya.

"Okay, aku akan meminta Abimana mengosongkan setengah hari."

Guin mencebik samar, kepalanya hanya bisa mengangguk mengiyakan. Tidak apa-apa setengah hari daripada tidak sama sekali.

Setelah jogging pagi, mereka bersiap-siap menuju praktek dokter Yasa. Dokter kenalan Airlangga. Lokasinya tidak cukup jauh, namun hari Minggu tetaplah hari libur dimana banyak orang ingin menghirup udara jalanan.

"Hi, gorgeous. Look at you my dear."Dokter Yasa menyambut kedatangan Airlangga dengan sumringah. Dokter itu masih sangat muda dan sangat cantik. Mereka cipika cipiki sebentar sebelum pandangan dokter itu jatuh pada Guin.

"Ya ampun gemesnya. Ayo masuk. " Katanya dengan tetap mempertahankan wajah bahagia.

Setelah konsultasi dan segala macam, Guin diarahkan untuk scalling gigi (pembersihan plak pada gigi) terlebih dahulu. Setelah itu baru melakukan Rontgen susunan gigi.

"Coba dibuka mulutnya ya dek Guin. A. A . A . Aku masukan dulu cetakannya untuk gigi atasnya. "

Guin menurut saja yang terpenting cepat kelar menurutnya. Sedari tadi beberapa asisten dokter Yasa mencuri-curi pandang ke arah suaminya.  Guin yakin ada yang sampai mengunggahnya di story Instagram.

"Oke, tahan dulu ya" Dokter Yasa keluar sebentar lalu kembali dengan sebotol minuman isotonik di tangannya.

"Nih, you look tired. Air . Keep hydrate. Jangan membuat aku khawatir berlebihan lagi. " Sontak saja kejadian itu membuat beberapa asisten dokter yang berjaga ikut tersenyum sendiri. Cara dokter Yasa mengoper botol kepada Airlangga sangat pas dan tepat sasaran.

Guin tetap pada posisinya, gigi atasnya masih diberi pasta cetakan dan masih basah. Ia tidak bisa berkata apa-apa namun matanya ikut melirik reaksi Airlangga yang terlihat terkejut, namun tidak mengucapkan apa-apa.

Airlangga menatap balik istrinya lalu tersenyum miring. Guin hanya memutar bola matanya. Lihatlah wajah tengil itu, Airlangga terlihat senang mendapatkan minuman dari dokter cantik. Guin hanya membuang muka.

"Okay, sekarang gigi bawah yah Guin. Coba A.A.A lagi" Guin membuka lebar-lebar mulutnya.

"Haha, jangan lebar-lebar bukanya adek. Aduh Air, adik kamu lucu sekali." Dokter Yasa bersuara, entah hanya telinga Guin atau memang Dokter Yasa membuat suaranya terdengar empuk dan manja.

Aih. Ya. Baiklah dokter. Terserah anda saja. Guin diam dan mengikuti instruksi sampai selesai. Setelah scalling selesai mereka diarahkan ke ruang dokter Yasa kembali.

"Okay, mari kita lihat giginya."

Guin duduk disamping Airlangga yang tinggi menjulang. Ia tidak menampilkan ekspresi marah atau merengek manja. Bisa besar kepala jika Airlangga tahu hatinya panas sejak tadi.

Dokter Yasa sedang membuka foto Rontgen kemudian menjelaskan beberapa hal tentang susunan gigi Guin.

"3 hari lagi kesini ya Guin, untuk pemasangan behel gigi."

"Terimakasih dokter Yasa."

"Sama-sama. Oh ya Airlangga. Selamat atas pencapaian kamu. It's been a while, maybe dinner?"

"What?" Guin terkedjoet suara itu berasal dari dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia yang menjawab dengan begitu lantangnya. Jawabannya juga tidak berfaedah sama sekali. Ia segera menepuk bibirnya dan tersenyum paksa kepada dokter Yasa.

Airlangga mengelus surai Guin sambil tersenyum polos lalu merapatkan dirinya.

"Ask her, first. Yasa" Airlangga mencubit hidung Guin membuat sang pemilik ingin bersin.

"Bau terasi elahh Mas. "Guin menggerutu, membuat Airlangga tertawa kecil.

Kejadian itu disaksikan beberapa orang yang berlalu-lalang di klinik. Beberapa tampak takjub bisa melihat Airlangga secara langsung.

'eh, itu pak Airlangga'

' ganteng banget ya aslinya, bule banget '

'sama siapa tuh? Adiknya ya?'

' hebat ya Dokter Yasa, gebetannya sekelas pak Airlangga '

'eh, dia senyum. Ya ampun aku ga kuat '

Airlangga bukan tidak peka menjadi tontonan sejak tadi, hanya saja dia tidak peduli.

"Hai Guin, boleh pinjam kakaknya nggak buat malam mingguan? Nanti aku kasih diskon deh kalo pasang behel" Dokter Yasa mendekati Guin. Ia menggeser posisi Airlangga yang tadi berdempetan dengan Guin.

"Hahaha, diskonnya berapa dulu kak? Lengkap diskon kalo kontrol bulanan enggak?" Inginnya dia marah, tapi tidak etis juga rasanya. Jadilah Guin justru menanggapi pancingan dokter Yasa.

"Hahahaha, ya ampun. Kamu mirip banget ya sama Airlangga. Sama-sama perhitungan banget" Dokter Yasa ini pura-pura tidak peka atau memang tidak peka ya? Airlangga sudah memasang wajah risih, tetapi dokter satu ini malah abai dan semakin mendekat.

"Hentikan, Yasa." Airlangga menepis lengan Yasa yang sudah berani menempelinya.

"Tuh kan, ini sifat asli Airlangga Guin. Cuek dan tidak care sama sekali. Tetapi itu justru menjadi daya tarik dia" Dokter Yasa menoel hidung Airlangga dan dihadiahi pelototan tajam oleh Airlangga.

"Dokter Yasa, " Guin memanggil, bermaksud mengambil atensi dokter cantik itu agar tertuju padanya.

"Dokter cantik, kita belum kenalan resmi yah. Nama lengkap dokter siapa?"

Dokter Yasa mengerjab, ia tersenyum manis menyambut uluran tangan Guin.

"Ah, iya. Kenalin namaku Yasa Anastasia Laksani" Dokter Yasa mendekat, membisikkan beberapa kata lagi.
"Aku teman dekat Airlangga" tambahnya.

Guin tersenyum geli mendengarnya. Ia berpura-pura takjub.

"Wow, really. Hebat kak. Oh iya, kenalin juga namaku Guinina" Guin balik membisikkan beberapa kata kepada dokter Yasa membuat dokter itu tersedak air liurnya sendiri.

"Aku istrinya Airlangga, hehe. Teman dekat kakak"

____________________________________

Haloo ... Ada yang juga lagi pakai behel gigi?
Aku saranin sebelum pakai behel, gemukin badan dulu, puas-puasin makan kerupuk even Snack or something like that 🤣🤣. Karena kalo udah di kawat, good bye cireng dan bangsanya..

The Minister is MineWhere stories live. Discover now