44. FAMILY LIFE

7.7K 591 16
                                    

Guin tidak sanggup lagi melihat wajah kaku Allura. Lantas ia keluar dan menemukan Airlangga yang berjalan menghampirinya.

"You're safe Guin. You're safe" Kaisar ikut menghampiri. Ia menepuk-nepuk punggung Guin yang sedang dipeluk oleh Airlangga.

"Aku membenci Allura, I hate her too much. Tetapi melihatnya..pergi dengan cara seperti ini, membuat aku kasihan" Guin sesenggukan, padahal tadi niatnya menghampiri Allura hanya untuk mendengar maaf yang tulus dari wanita itu. Namun ternyata Airlangga benar, Allura tidak akan merendahkan harga dirinya di depan Guin. Padahal Guin sudah menunjukkan sisi tak berdayanya di depan Allura dengan harapan wanita itu memiliki rasa kasihan.

Namun yang terjadi justru sebaliknya. Wanita itu mencekik Guin hingga ia kesulitan bernafas.

"Jangan gunakan hati nuranimu jika kamu mengincar musuh. Kamu tidak akan pernah sanggup menghukum kesalahannya" nasehat Kaisar. Guin mengangguk lemah.

Sementara di bagian lain gedung, Ibrahim sedang memberikan pertolongan pertama kepada Frederick yang terkena serangan jantung. Ambulance datang beberapa saat setelahnya, membawa tubuh Allura juga Frederick.

Dokter menyatakan Allura tidak tertolong dan Frederick mengalami gagal jantung. Alexander duduk bersandar di luar ruang rawat. Ia mengusap wajahnya kasar. Guin dan Kaisar berusaha menenangkan ayahnya.

"Frederick, " Semua orang menoleh ketika seorang wanita meneriakkan nama Frederick dengan begitu frustasi. Guin tidak mengenali wanita itu. Ia hanya mengenal seorang pria di belakangnya. Lantas Ia berdiri, begitupun Kaisar.

"Apa yang sebenarnya terjadi kak?" Tanyanya kepada Kaisar. Namun lelaki itu memilih diam.

"Alex" Suara itu begitu memohon.
" aku ingin bertemu dengannya. Aku mohon. Please, please " mohonnya dengan suara begitu parau. Wajahnya sudah kuyu dan tak bertenaga.

Alexander mengangguk.

"Time is yours, Rose"
Lalu 2 orang penjaga menepi, memberi akses masuk untuk wanita itu.

Guin yang begitu penasaran mendekati ayahnya.

" She is Allura's mother. Rosemary, Gabriel adalah saudara tiri Allura." Alexander menatap Kaisar."Hubungan mereka tidak terlalu baik semenjak Rose pergi"

Jadi dia adalah ibu Gabriel. Guin ingat, dulu Gabriel pernah memberitahu bahwa ibunya berasal dari Austria.

"Sebaiknya kita pulang, Frederick akan aman bersama Rose"

Semua orang pergi meninggalkan Rose yang masih terisak menatap kondisi Frederick. Apalagi setelah ia tahu bahwa putrinya Allura telah tiada. Seluruh tubuhnya bagai terbelah, perih dan sakit.

"Tenanglah dirimu, Rose." Gabriel menarik lengan ibu tirinya pelan. Walau bagaimanapun, wanita inilah yang telah merawatnya sejak kecil, bahkan mengorbankan kebahagiaan putrinya hanya untuk memenuhi janji pada ibu kandung Gabriel. Kasihan juga. Selama ini Rose sangat tertutup mengenai masa lalunya.

Gabriel sendiri tidak akan pernah tahu bahwa ia memiliki saudara tiri, jika Rose tidak mendesaknya hari ini. Oh lihatlah tatapan itu, tatapan Rose yang syarat akan kehilangan dan frustasi yang terpancar dari wajah dewasanya membuat Gabriel ikut bersedih untuk kehilangan yang dirasakan ibunya.

"Frederick baik-baik saja, Rose. Tuan Alexander telah menjaminnya." Gabriel memapah Rose yang sangat lemah. Tangisnya berhenti namun tatapannya berubah kosong.

"Allura, Allura, Allura. Dimana putriku Gaby" Rose berubah histeris, mencari-cari Allura seolah teringat bahwa keadaan putrinya tidaklah baik. Ia mencengkram kemeja Gabriel, menuntut jawaban. "Aku ingin melihat putriku. Dimana dia? Katakan DIMANA ALLURA? " Rose berteriak kesetanan membuat penjaga diluar masuk untuk memeriksa apa yang terjadi.

The Minister is MineWhere stories live. Discover now