32. G20

9.3K 733 10
                                    

Airlangga menyambut beberapa perwakilan negara negara barat yang ikut dalam KTT G20 tahun ini. Sudah sejak pagi tadi banyak menteri, presiden, perdana menteri maupun pimpinan organisasi internasional yang turut hadir dalam pertemuan kali ini. Ia mengenal beberapa tokoh diantara mereka yang sebenarnya adalah teman seperjuangannya dalam merealisasikan keamanan dunia.

Pertemuan kali ini akan sangat menegangkan dan bisa jadi memicu timbulnya masalah baru dikemudian hari jika salah satu negara tidak bisa bersikap netral.

"Marshall, it's you? Ma Shaa Allah. " Fahd Abdullah Ahmad, salah seorang pangeran dari UEA memeluknya erat. Mereka adalah sahabat lama, sama-sama pernah mengenyam pendidikan di Royal Military Academy Sandhurst. Fahd sangat mengagumi strategi Airlangga dan kepiawaiannya dalam menembak.

"You know me so well Fahd. Let's have a coffee tonight. Glad to see you here " Airlangga membalasnya dengan senyuman. Fahd adalah satu-satunya teman yang sering ia ajak minum kopi, karena keduanya sama-sama tidak meminum alkohol.

Setelah semua perwakilan dari negara G20 hadir di venue yang telah disediakan acara dimulai dengan pembukaan langsung oleh Presiden Indonesia selaku tuan rumah. Pertemuan kali ini akan mengangkat 3 isu utama yakni kesehatan global, transisi berkelanjutan, dan transformasi digital ekonomi.

Airlangga duduk di samping perwakilan WTO (World Trade Organizattion) atau organisasi perdagangan dunia yang turut hadir dalam acara presidensi G20 ini. Ia bercakap-cakap seputar solusi untuk mengatasi kerawanan pangan dengan memastikan aksesibilitas, keterjangkauan, dan keberlanjutan pangan dan produk pangan bagi mereka yang membutuhkan, terutama di negara berkembang dan negara kurang berkembang. Airlangga pikir setelah pandemi mereda beberapa negara akan mencapai posisi cukup stabil, namun tak disangka kabar berakhirnya pandemi justru melahirkan perangdemi.

Setelah sesi pembukaan selesai, para pemimpin melanjutkan ke Sesi I yang membahas mengenai kondisi ekonomi global, ketahanan pangan, dan energi.

Acara ini terbagi menjadi 3 kubu. Pertama antara pelaku bisnis dan pemangku kepentingan, kedua antara pengambil kebijakan dan stakeholder dan yang terakhir adalah acara inti yang akan dibahas oleh para presiden atau perdana menteri dari negara G20.

Airlangga mendapatkan mandat untuk berbaur dan mencari koneksi dengan menteri-menteri yang mempunyai peran strategis untuk pertahanan, ketahanan pangan dan energi. Jadi sedari tadi ia sudah beberapa kali mendekati beberapa menteri dari Jerman, Italia, Perancis, Spanyol dan juga Inggris.

"I heard about green hydrogen in your country. Thats awesome. I hope Indonesia can adopt it someday " ucapnya kepada perwakilan menteri
Jerman yang terlihat antusias membahas transisi energi bersih.

Airlangga bukan pegiat lingkungan, tetapi Guinina, istrinya sangat tergila-gila dengan isu lingkungan berkelanjutan. Itu membuatnya cukup antusias ketika membahas perubahan atau solusi terkait permasalahan lingkungan.

"Yes, Danke mein Herr*. Kita bisa membicarakannya setelah ini. Ada beberapa negara yang juga akan segera merealisasikan rencana transisi energi. Start with electric vehicles"

"It would be great" balas Airlangga antusias.

Kendaraan listrik memang sebuah investasi yang menjanjikan di masa depan, ia sudah punya 1 mobil listrik ketika di Austria. Namun di Indonesia dia belum memiliki, karena tempat pengisian daya belum memadai.

Bersama dengan beberapa menteri lainnya Airlangga mulai menaruh beberapa atensi terhadap perkembangan senjata perang. Salah satu incarannya adalah pengadaan senapan baru untuk kementrian pertahanan. Ia telah berdiskusi dengan beberapa rekannya di kementerian dan mereka juga memiliki ketertarikan pada Senapan SHAK-12.

Senjata ini sangat mematikan, tembok betonpun bisa dia hancurkan dengan sekali tembakan.

"Kirimkan saja penawarannya, kami akan membantu menyediakan. Asal sesuai prosedur." Salah seorang menteri membalas ketertarikan Airlangga pada senjata Senapan tersebut. Hingga siang hari Airlangga sampai melupakan Abimana yang tidak nampak sejak ia mengobrol dengan Fahd tadi.

Ia membuka ponselnya untuk menghubungi Abimana. Ternyata Abimana sedang diminta untuk ikut mendampingi para pendamping atau ibu negara. Airlangga menyuruhnya untuk tetap pada posisi.

Hari semakin siang, diskusi semakin memanas seiring melebarnya topik-topik diskusi. Bahkan pemimpin WTO juga mengingatkan dengan tegas akan kemungkinan buruk tahun 2023 yakni jurang resesi akibat pandemi dan perangdemi.

Pada puncaknya, Airlangga berhasil membuat kesepakatan dengan World Health Organization (WHO) untuk membentuk pusat pelatihan multi-negara guna kesiapan operasional darurat kesehatan dan Tim Medis Darurat (Emergency Medical Teams/EMT) di Universitas Pertahanan RI. Melalui pusat pelatihan ini diharapkan agar personil pertahanan Indonesia akan semakin resisten dan bugar.

Ditengah acara Airlangga menyempatkan diri menemui Daddynya. Benjamin datang sebagai perwakilan dari Austria. Ia memeluk erat Benjamin sebelum ikut duduk disampingnya. Sudah lama ia tidak bertemu langsung dengan orangtuanya. Mereka pasti kesepian karena ia tinggal di Indonesia. Apa boleh buat, Guin masih melanjutkan studinya.

"I am exhausted. But this agenda was resolute. Sangat menarik. " Ucapnya kepada Benjamin. Ayahnya hanya tersenyum tipis.

"It's always you, penuh gebrakan dan ide cemerlang. But remember my son. Jangan berambisi untuk berada di paling atas karena kepentinganmu sendiri. Ambisi itu harus hadir karena penderitaan banyak orang. " Nasehatnya dengan penuh keyakinan. Benjamin hanya tidak ingin anaknya menjadi pengecut dan merusak bangsanya sendiri.

"Thanks for remind me Dad. I am trying. Aku memang terkadang masih sulit mengendalikan ambisiku. Guin pernah bilang agar aku setidaknya tersenyum sebelum berangkat dan sebelum tertidur." Airlangga mengingat salah satu petuah aneh istrinya. Bibirnya terangkat segaris.

"Gadis itu memang hebat, Alexander beruntung bisa bertemu dengannya. Dia seperti bunga teratai yang melambangkan kemurnian dan cinta." Airlangga mengangguk menyetujui. Ia kemudian mengajak ayahnya untuk bertemu dengan beberapa menteri yang berkaitan dengan ayahnya.

Apa jabatan Benjamin Marshall dalam parlemen?

Menteri Kehakiman Federal.

Sesuai dengan keahliannya dalam mengusut masalah dan membaca strategi tersangka.

Di bagian Indonesia lain, Guin yang sedang berkutat dengan praktikum lapangnya untuk mengukur banyaknya NaCl yang harus ia tambahkan agar larutannya mencapai kesetimbangan mengeluh pelan karena sulit sekali baginya melakukan reaksi sederhana ini.

Ia menengok larutan teman-temannya yang juga terlihat akan gagal sepertinya. Baiklah. Tidak apa-apa. Guin menghampiri Kak Maulida, asisten praktikum biokimia yang dahinya berkerut samar. Asisten tersebut sedang menerima panggilan.

"Akan ku hubungi lagi nanti siang, ya. Okay. Jangan mengacau!" Teriaknya sebelum mengakhiri panggilan.

Guin bertanya dan meminta pengarahan lebih untuk membuat larutan yang sempurna.

"Bagus, sudah sesuai. Guin. Aku akan menghampiri teman-temanmu lainnya, Mereka terlihat kesusahan. Bisakah kamu membantu mereka juga?"

"Siap kak" Guin tersenyum sumringah mendapatkan tawaran itu. Segera ia menghampiri teman-temannya.
____________________________________

Malam harinya Airlangga menghabiskan waktu dengan Fahd, dan beberapa orangnya.

"Apa kamu akan extend selama beberapa hari lagi Fahd?" Tanyanya.

"Tidak, ada beberapa hal yang sangat mendesak dan harus aku selesaikan. Ada yang dengan salah satu proyek pengeboran minyakku di Shabwah."

"More Specific, Fahd. Kamu tahu aku tidak akan diam jika ada yang mengganggumu."

"Sure, terimakasih Airlangga"

_____________________________________

Danke mein Herr : terimakasih, pak .

Masih dilanda euforia KTT G20 nih..🤣🤣🤣

The Minister is MineWhere stories live. Discover now