50. THE TRUTH

9.6K 621 133
                                    

Pengumuman:

The minister is mine Menuju ending ,,🥳🥳. Jangan lupa vote dan komennya yaa ....makasih teman-teman udah mampir ke lapax aku yang kentang ini..hiks😭. Yang mau curhat atau ngasih masukan boleh banget.. aku menampung segala jenis kritik dan saran karena aku yakin itu yang akan membangun kualitas diri.
Terimakasih semua ..love you.

Note : part part terakhir ini Akan menjawab pertanyaan banyak pembaca. Kenapa sih, si kentang rebus kayak Guin ini bisa berjodoh dengan Airlangga? Bagaimana semesta memberikan restu kepada mereka?.
Yah, spoiler deh ..wkwkwk .. untuk lebih lengkapnya silahkan dibaca sampai tuntas.
_____________________

"El, yang tadi beneran kakaknya si Guin?" Galih bertanya dengan wajah keponya.

Mereka berdua mampir sebentar di sekretariat bersama BEM Pusat. Galih memiliki akses tanpa batas untuk menggunakan ruangan ini sebagai tempat diskusi atau rapat persiapan acara, tempat ini juga menyediakan sumber listrik kalau-kalau baterai smartphone atau laptop pengurus BEM habis.

"Beneran," Gabriel menjawab ala kadarnya. Ia membuka laptopnya, mencari informasi mengenai targetnya hari ini.

"Bule banget, bangettttt. Matanya biru, walau rambut coklat agak hitam sih. Tapi, Masa kakak kandung?"

"Iya bego, kakak kandung"

"Lo yang bego. Darimana datangnya gen bule kalo penampilan Guin lokal banget gitu?"

" Lo nanya?"

"Kampret banget Lo " Galih bersungut-sungut. "Gue serius nanya nih"

"Eits. Gue inget. Dulu ibunya Guin pernah ke kampus juga"

" Serius?. Bu Jennifer?"

"Lo nanya?" Kali ini gantian Gabriel yang terkena jebakan. Jebakan Guguk.
Ia memutar bola mata, lalu kembali fokus pada laptopnya.

"Pokoknya si 'ibu' ini bule banget. Gue kira ibu angkat. Kelihatan masih muda banget. Lah malah ibu kandungnya. Seriusan?"

"Iya." Gabriel juga pernah tertipu dengan paras awet muda Jennifer, sebelum akhirnya mundur teratur.
" Guin itu mirip neneknya atau buyutnya gitu, gue lupa. Yang jelas punya darah lokal. Kalau Lo perhatikan mata Guin, warnanya coklat agak terang."

"Kok Lo kayak udah kenal keluarganya Guin. Gue curiga." Galih mengintip apa yang sedang dikerjakan Gabriel, sontak saja Gabriel menutup layar laptopnya.

" Tanya aja, kalau gue mau, gue bisa jawab. Sesuai kapasitas gue. Tapi jangan ganggu apa yang gue lakuin kali ini"

"Oke. Jadi apa hubungan Lo sama Guin?"

"Pertanyaan Lo cupu. Jelas sekali kita berteman." Galih menggeser kursinya menjauh. Sekarang ia duduk berhadapan dengan Gabriel.

"Gue ganti. Apa hubungan Lo dengan Kaisar, kakaknya Guin?"

"Dia boss besar gue."

"Berarti Guin juga boss Lo?"Gabriel mengangguk. "Gue disini untuk menjaga dia, Lo bisa liat dari awal gue masuk, gue selalu satu kelas bahkan nih ya, kalau dia ijin ke toilet. Gue pasti selalu ikutin"

"Bolot. Cabul Lo." Satu pukulan keras
mendarat di kepala Gabriel.

"Shh, bukan gitu juga bego. Gue memang ditugaskan buat jadi bodyguard Guin. Sejak Kaisar tahu kalau Guin kemungkinan adalah adiknya, gue langsung melesat ke negara antah-berantah ini untuk melindungi Guin." Gabriel mengusap kepalanya yang terkena serangan dadakan.

"Gue tahu Lo udah deket sama Guin dari kalian masuk kampus. Lo laki-laki yang baik, makanya sampai saat ini gue masih ngasih Lo kesempatan untuk berteman dengan Guin." Gabriel menghela nafas. Ia perlu memperingatkan Galih akan kesulitan yang mungkin dia akan hadapi dimasa depan jika berani mengusik Guin. "Guin, bukan cewek yang bisa kita miliki untuk menghabiskan waktu sampai tua. Dia lebih dari itu. Makanya hanya orang terkuat yang bisa memiliki dia"

The Minister is MineWhere stories live. Discover now