47. NERVOUS

4.8K 427 47
                                    

"Mas .. mas Airlangga siapa Guin?"

"Airlangga Lynn Marshall. Itu nama suami Gue"

Lutut Galih rasanya lemas.

_________________________

Hari ini langit Sore terlihat cerah. Jingga di cakrawala yang tampak berkilau keemasan, semakin menyuarakan keindahannya. Namun, ada sesosok pria yang melihat langit dengan warna yang berbeda. Ditemani suara angin laut, juga debur ombak saat laut sedang pasang. Mata sayunya hanya mampu meredup, meredam gejolak sesak yang sedari pagi terus menyiksanya. Rasanya bukan jingga yang ditangkap oleh indranya melainkan warna monokrom.

Kelabu.

Ya, hatinya tidak lagi secerah cherry blossom, ataupun Padang tulip dikala bunganya mekar. Setelah bertahun-tahun bertahan dengan status teman yang berkembang menjadi sahabat. Nyatanya, status itu tidak bisa bermetamorfosis secara sempurna. Galih harus menelan perasaan sukanya sendiri, menekannya agar tidak berkembang lebih jauh lagi karena  Guin sudah terikat seumur hidup dengan Airlangga.

Arghhhh.. kenapa saingannya manusia super sempurna seperti Airlangga? Jika itu Gabriel, Galih masih bisa menikung walau di tanjakan curam. Masalahnya, saingannya adalah Airlangga. Pria paling diincar oleh semua wanita Indonesia. Sosoknya secerah mentari, juga dia adalah seorang menteri, MENTERI!!

Rasanya, percuma ia menjadi Presma. Ia merasa sangat kecil jika dibandingkan Airlangga. Rasanya sakit. Sakit!
Ia sudah berusaha menjadi bersinar agar Guin melihatnya, agar Guin sedikit menyukainya juga. Namun ternyata, semua ini tidak bisa membeli hati Guin agar menyukainya. Posisi ini bahkan tidak membuat Guin meliriknya barang sekali. Arghhhhh!!!

Hah, apa boleh buat. Mulai sekarang, Ia harus mundur cepat sebelum perasaannya terendus oleh Airlangga. Jika tidak, bisa-bisa besok dirinya hanya tinggal nama. Alamak!! Ngeri kali! Kenapa pula Airlangga menjadi menteri pertahanan, kenapa bukan pertanian?.

Jika menteri pertanyaan, sosok Airlangga akan lebih kalem karena terikat dengan alam. Namun sosok Menteri pertahanan yang memiliki armada tempur dan pasukan bersenjata akan sangat garang ketika berhadapan dengannya. Galih membayangkan kepalanya tertembak oleh Airlangga dengan sangat dramatis dan itu sangat mengerikan. Kedua matanya melotot ke atas dengan lidah terjulur ke kiri.

Tidak.          Tidak. Tidak.

Galih meraba kepalanya sendiri. Ah. Masih utuh. Dan akan tetap utuh selama ia menganggap Guin sahabatnya.

Arghhhhh!!!!!!!

Sore itu Galih hanya bisa melampiaskan kekesalannya dengan berteriak - teriak di pinggir pantai sembilan.

___________________

Hari ini kelas Guin memiliki agenda ke praktikum lapang untuk menanam kacang kedelai. Ia sangat antusias. Apalagi ada Milla yang kebetulan juga memilih mata kuliah ini. Jadilah mereka berdua datang bersama-sama.

"Kedelai ini akan ditanam dengan 3 perlakuan, setiap orang akan mendapatkan 2 jenis perlakuan"

Seorang Aslab (Asisten laboratorium) menjelaskan prosedur-prosedur sederhana untuk praktikum hari ini.  Kemudian, ia membacakan perlakuan serta nama-nama penanggung jawab tanaman untuk 75 hari kedepan.

"Guinina Larasati, perlakuan kontrol dan bakteri Pf*"

"Milla Restu, perlakuan PK* dan Pf "

Setelah mengantre untuk mengambil benih kedelai, Keduanya lalu mengikuti instruksi dengan hikmat. Mereka merendam benih masing-masing sesuai prosedur,  dilanjutkan dengan menanam benih di lahan percobaan. Beberapa mahasiswa terlihat sibuk mengamati perubahan volume pada benih mereka, sebagian lagi menghampiri Aslab untuk meminta tambahan benih, karena benih yang dibagikan mengambang ketika direndam.

The Minister is MineWhere stories live. Discover now