10. Jobless

14.7K 1.2K 14
                                    

Setibanya di kos, Guin segera turun lalu membayar sesuai dengan tagihan. Ia ingin segera membersihkan diri sekalian buang sial. Setelah selesai mandi Guin merebahkan dirinya di kasur, mengecek kembali beberapa notifikasi yang masuk, salah satunya dari Ninda.

'Guin, seisi dapur nggosipin elo busyet..Lo abis ngapain tadi sama sang kaisar?. Kalo sampai orang itu marah gue nggak bisa bayangin warna selain hitam dan abu abu tua, bls klo udah baca!

Nin, Gue tadi ngerasa dilecehkan.
Gue injek kaki dia pakai heels.
Umm, nin gue dipecat nggak ya?

Ya amplop, sableng.  Emang tadi Lo diapain?.
Btw, kayaknya bakal ada kabar nggak bagus buat Lo, ini pak Satria lagi dimarahin atasan, dia bawa- bawa nama Lo juga.

Masak gue main dipeluk peluk aja
dia juga pegang tangan gue terus,
Risih dan Gedeg banget gue.
Biarin nggak papa gue dipecat,
Gue kapok nanti ketemu spesies
sejenis dia lagi.

Dasar jomblo dari lahir,
Cuma dipeluk aja sampe ngerasa hina dina.
Gue kirain tadi ada kissing gitu,
yah pendengar kecewa.

Lo kira gue spesies ikan cupang?
Besok gue nggak mau masuk
mau buang sial

Kalo sampe Kaisar dendam ke Lo, masalahnya bakal panjang. Lo tahukan siapa Kaisar?

Enggak,

Dasar!!! Guin si cewek purbakala

Guin menyudahi membalas pesan dari Ninda, sedikit kecewa karena temannya justru membahas Kaisar, pria yang membuat Guin dalam masalah. Ia sudah memutuskan tidak akan bekerja lagi di hotel itu. Tidak peduli besok dia akan kelaparan atau tidak punya simpanan. Dia hanya memikirkan kejadian kemarin pasti akan berlanjut, pria itu tidak akan segan untuk membalas sikap Guin karena terakhir mereka bertemu Guin malah menginjak kakinya dengan semangat.

'Berpikir Guin, berpikirlah'

Ponsel Guin berdering, ia buru-buru mengangkat panggilan saat tahu pak Satria, manager hotel menelponnya. Guin mengelus dada. Dari nada suaranya, ia bisa menebak bahwa pintu pengangguran sebentar lagi akan terbuka lebar.

"Kamu tahu apa artinya, Larasati?. Kamu membuat masalah dengan orang yang salah. Insiden kemarin membuat tuan Kaisar marah. Sebelumnya tidak ada yang berani menginjak kaki kakak pemilik hotel ini, tapi kamu Larasati. Kamu baru saja melakukan kesalahan itu, aku tidak bisa mentolerir kesalahan ini. Keputusanku sudah bulat untuk memecatmu"

Guin hanya diam ketika managernya membombardirnya, ia tidak merasa bahwa dia salah. Kaisarlah yang telah memeluknya seenak jidat dan itu ia anggap sebagai sebuah pelecehan. Jika dia bertemu lagi dengan pria itu Guin bersumpah akan menendang bokongnya.

"Larasati, mulai hari ini kamu resmi saya pecat, gaji terakhirmu akan kuberikan besok lusa. Terlepas dari kesalahan yang kamu perbuat, terimakasih atas dedikasimu selama ini"

Guin tersenyum masam.

"Sama-sama" jawabnya lemah. Setelah menerima berita itu, Guin memejamkan matanya sebentar sambil menghirup pelan-pelan aroma yang masuk ke Indra penciumannya.

'jadi seperti ini aroma ketika menjadi pengangguran'.

________

Keesokan harinya, Guin sudah tidak memiliki agenda, ia resmi menjadi pengangguran. Jadi sejak pagi hari ia  menghabiskan waktunya dengan bermalas-malasan, sambil berpikir pekerjaan yang bisa dia lakukan kedepannya. Namun sial, meski berpikir sangat keras dia masih tidak menemukan pekerjaan yang sesuai dengan jam kuliahnya. Hingga siang harinya, ketika Guin baru selesai membersihkan diri, ia mendengar pintunya diketuk dari luar. Guin membuka pintu kamarnya, mendapati Riana tersenyum padanya.

The Minister is MineWhere stories live. Discover now