Bab 2 Anak Bapak

4.2K 801 154
                                    

"Kalau menurut Bapak, medhok itu gimana Pak? Malu-maluin tidak?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kalau menurut Bapak, medhok itu gimana Pak? Malu-maluin tidak?"

"Medhok itu kan ciri khas. Itu termasuk budaya kalau menurut Bapak."

"Budaya...menjiplak karya bisa disebut budaya juga dong Pak?"

"Kecuali yang buruk-buruk...kita tidak menganggapnya budaya tapi kelakukan buruk."

"Iya. Kelakukan buruk. Seperti pergi tanpa pesan juga."

"Nah itu, rapi, klimis, buaya. Masuk kategori itu kalau ada yang punya kelakuan model begitu."

Mereka tertawa. Kiko menatap bapaknya yang tak acuh dan terus memotong kukunya. Bapaknya yang selalu menjadi idolanya. Kiko yakin bapaknya tahu maksud perkataannya, tapi Kiko yakin bapaknya tidak akan membahas itu lebih lanjut. Sikap bapaknya berbanding terbalik dengan ibunya. Mereka...kedua orang tuanya itu balance. Seimbang dalam menanggapi sesuatu. Ketika ibunya adalah tipe petasan banting layaknya ibu-ibu lain di dunia ini maka bapaknya adalah versi kalem.

Banyu Biru Pramoedya S.Ars adalah versi bapak yang bisa diajak deep talk. Melakukan pembicaraan yang dalam.

"Bapak masih ada pekerjaan di luar kota Pak?"

"Masih."

"Kok pulang cepat?"

"Karena Bude Gemintang mengundang makan. Setelahnya bapak balik lagi menyelesaikan pekerjaan. Minggu malam bapak jalan."

"Oh..."

"Kamu ada rencana? Kata ibu, kamu tidak ikut."

"Ada janji sama Bude Nesa mau menyelesaikan rajutan. Habis ini mau jalan."

"Sama siapa? Mas Ilman menjemput?"

"Tidak. Mas Ilman sibuk membujuk Mbak Kinan sedang ngambek."

"Huum...ya sudah biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka."

Kiko menatap bapaknya yang merunduk mengikir kukunya. Bapaknya sepertinya tidak berniat menyinggung apapun walaupun Kiko tahu tujuan makan malam yang diadakan Bude Gemintang.

"Kamu sudah besar. Mulailah menjaga jarak sama Mas Ilman. Perhatikan juga tingkah laku kamu. Serem kalau Mbak Kinan sampai marah dan salah faham gara-gara cemburu."

"Iya. Kiko juga sudah menyesuaikan diri Pak."

"Bagus. Apalagi kamu..."

"...menyandang gelar Raden Ayu. Paaaak...di kampus loh Kiko diledek. Dipanggil 'ningrat'.

Kiko memberengut ketika bapaknya justru tertawa.

"Ada masanya segala sesuatu itu tidak perlu dibuat ribet Bonita Michiko. Kuncinya cuma ikhlas karena mau tidak mau kamu memang menyandang gelar itu. Bapak yakin, teman kamu tidak berniat mengejek."

"Bapak kok selalu tenang menghadapi apapun?"

"Kalau bapak tidak tenang, bubar jalan rumah tangga sama ibu kamu, Nduk."

PINK IN MY BLUEWhere stories live. Discover now