Bab 62 Resah dan Gelisah

2.1K 576 123
                                    

"Ada apa sih? Kamu sepertinya harus check up menyeluruh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada apa sih? Kamu sepertinya harus check up menyeluruh..."

"Aduh...Mas tahu tidak kebanyakan orang pasti takut memeriksakan diri. Takut ada penyakitnya terus jadi kepikiran."

"Ya Allah."

Kiko menatap Mas nya yang mengulurkan papan jalan kepada seorang perawat. "Makan dulu ayok."

"Itu juga Mas. Aku malas makan. Bawaannya mengantuk saja."

Ilman terlihat menghela napas pelan. "Makan dulu. Jangan membantah. Kalau kamu sakit, kasihan Bapak dan Ibu."

Bahu Kiko luruh. Dia benar-benar terlihat tidak bersemangat padahal selama ini, dia yang paling menyukai saat dia mengambil jeda pekerjaannya dan meliburkan diri.

"Ayo..." Ilman memegang bahu Kiko dan membawanya berdiri. Dia mendorong bahu gadis itu dan mereka berjalan keluar dari ruang IGD menuju kafetaria. Saat berjalan di sepanjang koridor, Kiko memeluk tubuhnya sendiri dengan menyilangkan kedua tangan di depan tubuhnya. Sekilas dia mendongak dan merasakan dingin menyergap sangat kuat. Kiko berpikir, mungkin pendingin ruangan di rumah sakit itu bekerja sangat sempurna.

Ketika akhirnya mereka masuk kafetaria, Kiko memilih mengekor Mas nya dan mengabaikan teman-teman Masnya yang menyapa pria itu. Kiko memegangi nampan dengan tidak bersemangat sementara Mas nya membantunya memenuhi nampan itu dengan makan siang. Mereka lalu duduk di ujung terjauh kafetaria dekat dengan jendela kaca tinggi.

"Mau makan yang lain?"

Kiko yang sedang mengamati makanan di atas nampan, mendongak dan menggeleng. "Ini cukup Mas."

Mereka mulai menikmati makan siang dengan Ilman yang menyemangati Kiko untuk makan dengan benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka mulai menikmati makan siang dengan Ilman yang menyemangati Kiko untuk makan dengan benar.

"Biasanya kamu rajin ketemu Ankaa kalau pas makan siang seperti ini. Kami sedang sibuk-sibuknya sekarang."

Kiko menyeruput kuah sup dan menggeleng. "Entahlah... akhir-akhir ini malas banget ke rumah sakit pusat."

"Malas ketemu Ankaa?"

Pertanyaan itu sederhana dan memang wajar saja ditanyakan oleh Ilman. Kiko dan Ankaa sedang bucin bucin nya jadi rasanya sangat aneh kalau sampai Kiko malas bertemu Ankaa.

PINK IN MY BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang