Bab 4 Mine?

3.4K 819 170
                                    

"Apa yang sudah bapak sama ibu kasih ke kamu?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa yang sudah bapak sama ibu kasih ke kamu?"

Kiko terdiam mendengar pertanyaan Ilman. Dia menatap ke depan. Ilman menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Banyak...tidak bisa dihitung." Kiko memainkan tali tas selempang nya.

"Huum. Itu kamu tahu. Lalu apa yang sudah kamu kasih ke ibu sama bapak?"

Kiko menggeleng. Dia menghela napas dalam.

"Orang tua ada yang bahagia diberikan uang yang banyak dari hasil kerja anaknya. Itu sangat wajar karena mereka tentu berbangga sudah bisa mengantarkan anak mereka sampai pada titik dimana mereka bisa mencari penghasilan untuk mereka sendiri. Tapi, ibu sama bapak itu termasuk dalam orang-orang yang beruntung karena mereka berlebih. Mereka tidak akan meminta itu dari kamu. Dan...masa untuk makan malam saja kamu menolak? Kasihan ibu. Kalau bapak sih pria. Beliau pasti tidak apa-apa. Tapi Ibu loh...baper."

Kiko tertawa pelan. Dia mengangguk dengan enggan.

"Kalau tidak mau memenuhi undangan keluarga Dokter Pananggalih karena ada Mas Ankaa..."

Kiko menoleh namun tidak bersuara.

"...itu seharusnya tidak jadi alasan karena kamu seharusnya memikirkan perasaan ibu, Dek."

Kiko membisu. Dia juga diam saja ketika akhirnya mobil Ilman memasuki daerah Plengkung Gading. Dia jelas tahu rumah siapa yang mereka tuju. Kiko menatap pakaiannya.

"Sudah cantik. Bilang saja tadi tidak sempat pulang."

Kiko tersipu. Dia menarik napas panjang dan menoleh ke arah Ilman.

"Mas Ilman kenapa tidak ikut?"

"Huum...Mas kan tidak termasuk dalam undangan. Lagi pula Mas mau ketemu teman-teman. Kulineran mumpung sempat."

Mobil berhenti tepat di depan gerbang megah kediaman Pananggalih. Gerbang dengan simbol Kesultanan Yogyakarta berwarna keemasan. Seorang pria terlihat keluar dari pos jaga dan menyambut di depan gerbang.

 Seorang pria terlihat keluar dari pos jaga dan menyambut di depan gerbang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nanti Mas Ilman jemput aku tidak?"

"Kan pulangnya sama ibu bapak. Piye to?"

"Huum..." Kiko menghembuskan napas lagi. Dia mengangguk dengan enggan dan mendorong pintu mobil.

PINK IN MY BLUEWhere stories live. Discover now