Bab 56. Petak Umpet

1.8K 563 96
                                    

Kiko mengibaskan tangan ketika Ankaa menatapnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kiko mengibaskan tangan ketika Ankaa menatapnya. Dia menggeleng memberi kode bahwa dia tidak apa-apa. Ankaa yang terlihat khawatir, mengangguk dan bergerak cepat membentengi Ilman dari Kinanti yang terus berusaha melepaskan genggaman tangan Ilman dari Lanjar Nastiti.

"Mbak! Tolong....aargh...!" Dengan bahunya Ankaa mendorong Kinanti. "Aaaak..."

"Loooh...aduh...Mbak!" Kiko dengan susah payah bangkit dari posisinya ketika melihat Kinanti justru menggigit bahu Ankaa.

"Tarik Mas. Ayo!"

Ilman yang sudah kelelahan terhenyak. Dia mengangguk dan menggeram mengikuti aba-aba Ankaa. Dengan susah payah mereka menarik Lanjar Nastiti yang justru terus meronta ketakutan.

Pegangan terlepas satu. Posisi Lanjar Nastiti menjadi lebih berbahaya.

"Astaghfirullah." Ankaa semakin mencondongkan tubuhnya dan membantu menarik wanita itu lebih cepat. Dia menggeleng kuat dan pandangan matanya bertemu dengan wanita itu yang jelas tidak mengerti bahwa dia seharusnya tetap mengangkat kedua tangannya.

"Haiiish...!" Ankaa mengibaskan Kinanti yang tidak menyerah menjangkau dirinya dan Ilman. Dia melirik Kiko yang dengan tubuh mungilnya mencoba sekuat tenaga menahan laju pergerakan Kinanti. Situasi benar-benar genting.

"Mbak! Mbak Kinan, sadar Mbak!" Kiko terus dengan sekuat tenaga mencegah Kinanti menjangkau Ankaa dan Ilman. Wanita itu membisu namun dia terlihat mengerikan. Tatapan matanya tajam dan menakutkan. Napasnya tersengal menatap sosok Lanjar Nastiti yang berhasil diangkat oleh Ankaa dan Ilman. Wanita itu luruh ke aspal jalan sementara Ilman berjongkok menjaganya.

"Mas, bawa Mbak Kinanti pulang. Biar aku yang bawa..." Ankaa tidak melanjutkan kata-katanya dan hanya menatap Lanjar Nastiti yang terlihat kebingungan. "...Mas!" Ankaa berteriak pada Ilman yang terbengong. Pria itu mendongak dan mengangguk.

"Ya...oke..." Ilman beranjak dan menghampiri Kinanti. Pria itu benar-benar terlihat kelelahan dan Ankaa yakin, tangan Ilman terluka karena pinggiran besi jembatan.

"Cepat Mas sebelum ada yang menyusul."

"Oke. Aaaaargh!" Ilman meraih Kinanti yang terus menatap Lanjar Nastiti dengan tatapan penuh dendam kesumat. Ilman menarik Kinanti menuju mobilnya dan mendorongnya masuk. Itu terlihat sangat kasar namun harus dilakukan karena Kinanti yang terus menolak masuk ke mobil. Tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut Kinanti. Sangat menyeramkan dengan tatapan menusuk.

Kiko menghela napas lega ketika mobil Kinanti yang dikemudikan Mas nya berbelok dan melaju meninggalkan tempat itu. Dia menoleh ke arah Ankaa yang membantu Lanjar Nastiti berdiri.

"Bagaimana, Mas?"

Mereka terseok menuju mobil Kiko dan memasukkan Lanjar Nastiti yang terlihat ketakutan ke jok belakang. Kiko membuka bagasi dan mengambil selimut tebal dari sana. Dia bergerak cepat menyelimuti Lanjar Nastiti yang meringkuk.

PINK IN MY BLUEWhere stories live. Discover now