Bab 102. Pertemuan Tak Terduga

1.6K 562 81
                                    

Benar apa kata Mas Ankaa dan Mas Ilman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Benar apa kata Mas Ankaa dan Mas Ilman. Dirinya butuh olahraga selelah apapun pekerjaannya.

Kiko mencoba menahan dirinya untuk tetap berdiri tegak dan berjalan mengikuti ritme permainan golf Abimanyu Dharmendra dan rekannya yang bernama Edi Purnomo. Sambil menyandang tas golf milik Abimanyu Dharmendra, Kiko menajamkan pendengarannya dan mencoba menyimak apa yang dibicarakan dua bos itu. Pembicaraan mereka hanya berkisar pada pekerjaan dan kerjasama yang baru-baru ini mereka tanda tangani.

Sesekali, Kiko melirik Arlo Dharmendra yang sepertinya sengaja memberikan kesempatan padanya untuk berada dekat dengan bapaknya dengan dia yang bahkan mengurus setiap hole miliknya sendiri. Pria itu juga tidak terlalu merepotkan caddy pria yang mengikutinya.

Kiko menarik napas dalam dan tak urung dia merasakan berdebar tak menentu hanya dengan berdiri dekat dengan Abimanyu Dharmendra. Benar kata anaknya, pria itu sedikit kaku bahkan pada dirinya sendiri namun juga bisa mengeluarkan aura hangat yang tetap berwibawa.

"Bagaimana dengan urusan rumah sakit yang Mas bicarakan tempo hari, Mas?"

Bagaikan telinga seekor cayote yang segera berdiri tegak dengan ujung lancip, Kiko menajamkan pendengarannya sementara dua pria di depannya sedang berdiri bersisian dan beristirahat sejenak.

"Aku menyukai mereka kisruh seperti itu. Hahaha..."

Suara tawa Abimanyu Dharmendra membuat Kiko sedikit mendongak.

"Jiwa petualang Mas tidak memudar."

"Menyaksikan bagaimana orang menjadi kaya tanpa merasakan prihatin terlebih dulu itu sangat menyenangkan. Kita seakan sedang menyaksikan sebuah pertunjukan dan menunggu pertunjukan itu mencapai klimaksnya."

"Wibisono Dermawan nampak lebih tua dari umur sebenarnya, Mas."

"Begitulah hidup kalau menganggap dunia adalah permainan yang serius. Dia akan terus pada ambisinya untuk menguasai saham 2% yang menjadi penentu itu."

"Mas yakin bahwa mereka tidak akan bergeming sekalipun pihak Wibisono Dermawan menawarkan harga yang bagus?"

"Sanusi Baco tidak akan membantunya lebih dari pengambil alihan saham keluarga Pananggalih. Tidak. Pria itu menolong tapi tetap memegang ekornya. Kamu tahu Ed...seperti apa pria bernama Sanusi Baco itu. Dia tidak akan membuat seseorang yang ditolongnya menjadi lebih powerfull dibanding dirinya. Dia akan tetap membuat Wibisono Dermawan itu berada di bawah kendalinya."

"Bagaimana kalau Wibisono Dermawan membuat skandal, Mas?"

"Maksud kamu dia akan mencoba menguasai saham dengan menghilangkan nyawa seseorang?"

Kiko memegang tali tas golf milik Abimanyu Dharmendra erat-erat dan menunggu tanggapan pria itu.

"Dia mungkin akan melakukannya tapi dia tidak akan mengulurkan tangannya sendiri. Dan aku akan memastikan bahwa dia akan sangat kesulitan melakukannya karena dua pemegang saham itu akan tetap rahasia. Ketika dia menemukan dua orang itu, maka saat itulah Allah sudah membuatnya kenyang."

PINK IN MY BLUEWhere stories live. Discover now