Bab 50. Bimbang

1.7K 574 129
                                    

Note : Kita baca bab ringan kali ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Note : Kita baca bab ringan kali ini. Happy Reading.

Dari celah pintu kamar yang tertutup, Dida bisa melihat cahaya menyeruak, berarti pintu utama rumah itu dibuka lebar-lebar.

"Mas. Aku mau istirahat di sini? Ibu ada?"

"Tidak ada, Dek."

"Mas Ilman kenapa susah banget dihubungi sih? Ada apa?"

Gaduh suara Kinanti terdengar. Juga langkah kakinya memasuki ruang keluarga. Lalu televisi yang dinyalakan dan dimatikan lagi.

"Kenapa dimatikan sih Mas?"

"Kalah sama suara orang hajatan itu loh. Percuma."

Langkah-langkah kaki terdengar menuju arah dapur. Lalu suara Kinanti kembali mendominasi di aula rumah.

"Ibu kemana Mas?"

"Sedang ketemu Bulik Agni di Bausasran."

"Ada urusan apa?"

"Kan mereka biasa bertemu walaupun tidak ada urusan."

"Aku mau istirahat di kamar kamu Mas."

Bunyi ceklek gagang pintu ditekan seakan membuat jantung berhenti.

"Kenapa dikunci?"

"Tadi ada tikus terjebak. Mas tutup biar tikusnya mati dulu."

"Hiiih...Mas Ilman pakai jebakan tikus? Jorok Mas. Panggil orang saja buat benahin."

"Nanti Mas bereskan. Kamu ada apa kemari?"

"Karena kamu dihubungi susah. Dan bapak sedang uring-uringan karena belum menemukan asisten rumah tangga baru Mas."

"Mbak Jumiati dimana memangnya?"

"Kabur. Perempuan gila. Digaji banyak-banyak malah tidak tahu diri."

"Dia pasti punya alasan."

"Aku kangen sama kamu, Mas."

Hening lalu mencekam. Langkah kaki terdengar menjauh dan sepertinya menuju ruang tamu. Suara Ilman dan Kinanti tumpang tindih dan timbul tenggelam karena suara musik yang sangat keras dari tetangga yang hajatan.

"Tikus?" Dida menunjuk hidungnya sendiri dan menatap pintu yang tertutup. "Menunggu tikus mati dulu?"

Dida beringsut dan duduk di ranjang Ilman dengan gerakan sangat perlahan. Dia mengangkat kakinya ketika terdengar lagi suara-suara Kinanti yang sepertinya enggan berdiam diri dan duduk di ruang tamu.

"Minta orang benahin saja Mas. Aku kok kepikiran. Buka Mas."

"Bukan jebakan lem. Jebakan kerangkeng dari anyaman kawat..."

"Iyaaa...tapi aku pengen lihat Mas."

"Buat apa? Kalau ada tikusnya?"

"Loh...tikusnya berarti belum tentu ada?"

PINK IN MY BLUEWhere stories live. Discover now