19

45.4K 3.3K 73
                                    

"Gimana hasilnya?" Zio langsung menembak pertanyaan saat Ginela duduk di kursinya.

Ginela tertawa sumbang lalu meminum air mineral, tenggorokannya terasa kering apalagi setelah memakan dua butir coklat.

"Nanti gue share di grup. Besok pagi meeting bareng Pak Aric sama bagian product owner."

"Bareng Pak Rolan dong," seru Dini yang mencuri dengar.

"Rolan?"

"Iya, Pak Rolan. Kak Gin bukannya kenal?"

Ginela saling pandang dengan Zio. Pria itu tahu soal Rolan tapi sama sekali tidak mengungkit keberadaan Rolan di kantor mereka. Zio tidak mau membahas masa lalu sementara Ginela sudah punya pasangan baru. Lagipula Rolan adalah kenangan buruk Ginela.

"Din, gue minta tolong cariin berkas produk saos Hot Lava terakhir kemarin. Di ruang berkas, ya."

"Ok, Kak Zi. Gue ambilin sekarang."

Untung saja Dini karyawan yang patuh tidak banyak tanya. Zio bisa menyingkirkan Dini untuk sementara waktu.

"Mau minum lagi?" tawar Zio yang melihat Ginela masih diam.

"Rolan kerja di sini?"

Zio mengangguk.

"Kok lo nggak cerita?"

"Buat apa? Bukannya lo udah ketemu?"

"Iya. Gue inget dia bilang kerjasama sama kantor kita tapi gue nggak tahu dia kerjasama di produk baru kita." Ginela menghela napas. "Sumpah gue males banget berurusan sama dia lagi."

"Kayaknya dia niat masuk kantor kita buat deketin lo lagi. Soalnya hari pertama dia masuk dia langsung nyariin lo di sini. Dia tahu lo masih kerja di sini."

"Serius?"

"Iya, gue yang ditanyain."

"Lo jawab apa?"

"Gue bilang lo lagi liburan sama pacar lo."

Ginela mengangkat sebelah bibir atasnya. Zio memang suka sulit ditebak.

"Dia tahu lo masih kerja di sini, tapi baru sekarang nyariin lo lagi. Kadang cinta memang gitu. Terlewatkan baru deh dia sadar."

"Kenapa jadi lo yang sedih?" Ginela mendorong bahu Zio.

"Karena gue baru ngalamin melewatkan sesuatu."

"Oh jadi lo setengah curhat?"

Zio mengangkat bahunya.

"Kalau Rolan macem-macem, ngomong gue."

"Emang mau lo apain?"

"Mau gue laporim ke Pak Aric."

"Nggak usah! Awas aja lo ember. Rolan udah gue buang dari sejarah hidup gue. Anggap aja baru kenal."

"Yakin lo? Gue aja yang cuma lihat masih inget gimana lo nangis jongkok di bawah meja berbulan-bulan terus ngobrol sama kucing liar di depan kantor."

"Hei, Moci itu bestie gue bukan kucing liar. BTW lo nggak lupa kasih makan dia 'kan pulang kerja?"

"Moci 'kan bestie lo kenapa jadi gue yang kasih makan." Zio menekankan kata bestie.

Ginela berdecak lalu kembali menghela napas. Ya, sejak bersama Alaric dia jadi tidak pernah bertemu Moci lagi apalagi curhat dengan Moci. Alaric selalu menempel padanya seperti kotoran hidung.

***

Ginela menyelinap keluar kantor setelah pukul 5, dia menemui Moci -sahabat kucingnya. Sebelumnya dia sudah memberitahu Alaric dan memaksa akan pulang sendiri karena ada urusan meski tidak diperbolehkan. Karena itu dia diam-diam keluar kantor secepat mungkin agar tidak ketahuan suaminya.

One Night StandWhere stories live. Discover now