34

31.9K 2.3K 43
                                    

Pagi yang cerah seperti senyuman Ginela dan Alaric

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi yang cerah seperti senyuman Ginela dan Alaric. Keduanya bangun dengan perasaan bahagia seperti anak remaja yang baru saja jadian. Mereka masih tiduran di atas kasur dengan sesekali memberikan kecupan.

"Sepertinya kita harus bergegas," ucap Ginela yang menyadari langit mulai terang.

"Kenapa pagi cepat berlalu?" gumam Alaric lalu bangun dari posisinya.

"Aku buatkan minuman dulu. Kamu mandilah dulu," ucap Ginela seraya mengikat rambutnya.

"Baiklah."

Meski lelah tapi Alaric memaksakan diri untuk bangun menuju kamar mandi. Dia membasuh wajahnya berulang kali lalu tersenyum di depan cermin. Tidak menyangka akan sebahagia ini mendengar ucapan cinta Ginela. Dia lagi-lagi menyesal kenapa tidak dari dulu bilang cinta maka dia tidak perlu depresi dan kesepian di Surabaya.

"Aaaaaa...."

Alaric yang mendengar teriakan keras Ginela bergegas lari mencari istrinya. Dia bahkan tidak memedulikan dirinya yang bertelanjang dada hanya menggunakan handuk yang menutupi bagian tubuh bawahnya.

"Ada apa?" Alaric langsung memeriksa Ginela dari ujung kepala hingga kaki dengan mata tajamnya.

"Nggak pa-pa."

"Lalu kenapa teriak?"

"Lihatlah!" Ginela meminta Alaric untuk melihat dapur.

Mata Alaric melebar, dia mengusap pelipisnya. Dapur masih berantakan belum dirapikan. Melihat hal ini di pagi hari refleks dia menghela napas.

"Maaf."

"Sudahlah. Nanti aku panggilkan seseorang untuk membersihkan kekacauan ini daripada kita telat ke kantor."

"Aku lupa membereskannya."

"Bukan masalah. Kita sarapan di luar saja. Ayo cepat mandi."

"Memang kamu sudah mandi?"

"Belum. Aku baru melepas bajuku." Alaric memperlihatkan dirinya yang tidak berpakaian hanya memakai handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya.

"Ya sudah kamu mandilah, aku bereskan ini."

"Jangan! Nggak baik membuat mood pagi jelek. Itu akan mempengaruhi mood-mu sampai malam. Biarkan saja!"

"Tapi..."

"Sudahlah, tinggalkan saja! Nanti aku panggil orang untuk membereskannya."

"Baiklah. Kalau begitu aku siapkan bajumu saja dulu."

"Itu lebih baik," ucap Alaric lalu mengecup kening Ginela.

One Night StandWhere stories live. Discover now